Mohon tunggu...
Fatun Febrianti
Fatun Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesulitan Belajar Siswa

1 Desember 2022   12:01 Diperbarui: 1 Desember 2022   12:25 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saran

Pertama, diperlukan kesabaran dan daya tahan untuk menghadapi perilaku negatifnya karena mungkin tak bisa berubah dalam satu atau dua kali upaya, perlu pengulangan terus-menerus dan sikap yang konsisten.

Pendekatan pribadi perlu dilakukan agar ia dapat percaya kepada bu guru sebagai sosok yang memberinya rasa aman dan perlindungan, yang merupakan akar masalahnya selama ini. Mengambil hatinya dapat dilakukan dengan memberinya perhatian yang tulus justru ketika ia berperilaku baik, lebih banyak memberinya pujian ketimbang hanya menegur jika ia berperilaku buruk.

Temukan aspek-aspek positif pada dirinya sebagai bahan pembicaraan awal. Apabila ia telah mau diajak bicara, secara bertahap bahaslah hal-hal yang lebih pribadi, seperti kegalauan perasaan yang tampil padanya. Usahakan untuk tidak membahas mengenai ”kenakalan” atau perilakunya yang negatif atau bertanya mengapa dia begini atau begitu, tapi tunjukkan bahwa bu guru peduli akan kondisi dia yang tidak optimal menggunakan potensi atau kelebihannya.

Juga gali perasaan dia ketika melakukan tindakan berdiam diri, misalnya. Semua ini perlu ditanggapi dengan empati, sikap optimistis bahwa dia dapat berubah dan cara mendengarkan yang baik. Artinya bu guru perlu memusatkan perhatian pada pikiran dan perasaan sang murid, bukan pada keinginan dan sudut pandang bu guru, jadi terimalah apa pun yang murid katakan, tanpa memberi penilaian atau penyangkalan, apalagi memberi nasihat. Dalam tahap ini, murid perlu memperoleh rasa diterima secara total lebih dulu sehingga kepercayaan kepada bu guru mulai berkembang. Bersikap lebih sebagai teman, yang diwarnai sikap santai dan humor, bukan sebagai sosok otoritas akan sangat membantu di sini.

Apabila hubungan saling percaya telah terbentuk, disertai dengan contoh perilaku yang dapat bu guru tampilkan dalam kegiatan sehari-hari, diharapkan lebih mudah menanamkan berbagai perilaku yang positif kepadanya. Jika perlu, bentuklah kelompok kecil bersama murid-murid lain, baik yang menunjukkan masalah perilaku maupun yang tidak bermasalah, untuk melakukan kegiatan menarik, seperti permainan dalam melatihkan nilai-nilai mau membantu, kejujuran, kesetiakawanan, hormat kepada orang lain, keberanian, ingin berprestasi dan lainnya. 

Sekian Terima Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun