Mohon tunggu...
fatrisia
fatrisia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Cerita fiksi. Ig @inifatrisia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Biarlah Kita Seperti Ini Saja

10 September 2024   18:31 Diperbarui: 12 September 2024   18:31 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa sih yang menyenangkan tentang melarikan diri dari masalah? Tentu saja tidak ada dan Putri tahu itu dengan baik. Dia bahkan mengerti bahwa itu hanya akan membuatnya tidak tenang. Namun, apa pedulinya? Terkadang menjauh lebih baik. Sama seperti langkah pria itu yang perlahan hilang ditutupi oleh gerbang rumahnya. Pergilah, dia tak butuh siapa pun di sisinya.

"Sampai kapan?"

Pertanyaan itu membuyarkan lamunan Putri. Dia mendongak. Dita temannya sedang menunggu jawaban. Melihat Putri yang memilih mengalihkan pandangan, Dita kemudian menghela napas. Tak habis pikir mengapa temannya terus bersikap seperti ini. "Percayalah, Put, diammu nggak bisa dimengerti oleh orang lain selain kamu. Sampai kapan begini? Apa aku ini bukan temanmu? Setidaknya beri alasan kenapa tidak mau bertemu dengan Abi lagi."

Hening.

Putri sudah beranjak menuju kamarnya. Dia menoleh pada Dita sebelum menutup pintu. "Besok akan kuceritakan."

Benar saja, seperti janjinya semalam, Putri akhirnya menceritakan semuanya pada Dita. Bahwa  Abi memutuskannya secara sepihak bertepatan dengan hari saat orang tuanya bercerai. Baginya hari itu hari terburuk sepanjang hidup. Hanya satu hari, tapi orang-orang terdekatnya malah terkesan ingin menjauh. Siapa juga yang takkan sakit hati? Itu adalah mimpi buruk yang sayangnya bukan mimpi.

Dita mulai memahami satu hal, bahwa menghindari Abi adalah salah satu pertahanan Putri untuk tidak mengingat lagi hari itu. Hingga di malam harinya saat Abi datang, Dita bahkan tak segan membukakan pintu. Dibiarkannya Abi menunggu sementara Putri pura-pura sibuk makan seolah-olah tak mendengar suara Abi yang meminta diizinkan bertemu dengannya.

"Dengar, Abi, Putri nggak pengen ketemu lagi. Siapa suruh kamu mutusin dia tiga tahun lalu. Coba lihat kamu sekarang, ngejar dia kayak lupa siapa yang pertama kali ninggalin," kata Dita setelah menghampiri Abi di gerbang.

Abi mengaku salah. Namun, dia tidak akan meninggalkan rumah itu tanpa bertemu Putri, tidak untuk hari ini. Dita sudah melarang Abi untuk berhenti berteriak,  tapi pria itu malah semakin nekat dengan menyanyikan lagu-lagu.

Demi mendengar lagu favorit mereka saat masih bersama dulu, Putri akhirnya memilih menemui Abi. Dia memberi kode pada Dita bahwa semua akan baik-baik saja. Dita pun pergi memberi mereka ruang.

"Aku rindu kamu, Put," kata Abi tersenyum cerah melihat Putri dihadapannya. Wanita yang selama ini menghuni hatinya dan akan selamanya seperti itu. Dia tahu Putri yang sekarang lebih banyak diam, tapi itu tidak membuatnya berpaling bahkan sedikitpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun