Ini kali ketiga aku menginap di indekosnya Dean karena Sinta-teman sekamarnya-sedang pulang kampung. Kata Dean mereka sempat bertengkar, tapi entahlah. Intinya Dean butuh ditemani pasalnya ada tetangga depan kos yang baru saja meninggal.
Sehari di sana semua berjalan normal. Berbeda dengan hari ketiga yang rasanya aneh. Kebetulan di kos ini hanya tinggal kami berdua, tadi pagi hingga sore penghuni lainnya sudah pulang kampung sebab libur semester.
Kuakui aku dan Dean semalaman begadang dan bercerita hal-hal horor. Tentu saja itu tidak serta merta memanggil para hantu ke sini, kan? Lantas ... kenapa tercium bau busuk? Aku bahkan tidak bisa menelan makananku barang sesuap. Kukatakan itu pada Dean dan dia juga tampak ketakutan. Bahkan wajahnya gelisah.
Mungkinkah ... bau busuk ini berasal dari 'si tetangga' yang sedang bertamu? Kami sama-sama takut. Namun, Dean menenangkan. Katanya baunya akan hilang besok. Dia begitu yakin mengatakannya.
Malam ini kebetulan hujan turun. Aku tertidur lebih awal apalagi suasana indekos yang sunyi karena banyak yang pulang kampung.
Pukul sebelas malam aku terbangun akibat gemuruh petir. Namun, aku kaget karena di sampingku kosong. Di mana Dean dan ya ampun, kenapa baunya menyengat sekali!
Begitu kunyalakan lampu, aku kaget mendapati pintu lemari terbuka dan ada bekas-bekas darah dari sana menuju pintu. Begitu pintu kubuka, goresan darah di lantai itu masih ada dan di ujung sana kudapati Dean sedang menyeret seseorang. Itu kan ... Sinta?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H