Kata orang kuburan adalah tempat yang horor. Semenakutkan apa, sih? Malam ini bahkan tidak kutemui sesuatu yang janggal. Tidak ada hantu-hantu berkeliaran, kecuali nyanyian burung hantu di temaramnya malam.
Aku mencari papan nama Ayah. Sudah lama tidak berziarah dan malam ini tiba-tiba saja aku rindu. Namun, aku melihat sesuatu yang gila tepat di sebelah makam Ayah.
Nadia Narisah Binti Aditama
Lahir: 03-03-1995
Wafat: 13-09-2023
Itu kan namaku? Tubuhku seketika gemetar. Keringat dingin membasahi wajah. Tanah di makam itu masih basah, dan taburan bebungaan masih segar di atasnya. Ini tanggal 12, itu artinya besok aku akan mati. Tidak! Aku tidak mau mati besok!
Di tengah kepanikan, kupaksakan untuk berpikir jernih. Pasti ada cara untuk menghindari hal yang tidak masuk akal ini. Sesuatu terlintas di benakku. Teringat bahwa Deis---sepupuku---pernah bercerita bahwa seseorang dapat mengelabui malaikat maut dengan cara berpindah tubuh. Segera kularikan mobilku ke rumahnya.
Deis sedang tidur-tiduran di kasurnya ketika kudobrak pintu kamarnya.
"Dei, please bantu gue!" teriakku panik. Segera kuceritakan penemuanku di kuburan tadi. Deis tampak terkejut. Beberapa saat dia terdiam seperti berpikir keras dan menimbang-nimbang sesuatu.
"Gue bisa bantu lo, Nad. Tapi lo cuma bisa ngelakuin ini sekali. Ada mantra yang harus dibaca." Deis menuliskan sesuatu di selembar kertas dan menyerahkan padaku.
"Thanks." Kupeluk sepupuku itu, dibalasnya dengan pelukan erat. Setelahnya aku segera memelesat keluar. Namun, hingga hampir tengah malam belum kutemukan juga tubuh yang bisa kupakai. Kecemasanku kian menjadi. Aku yang menggigil oleh ketakutan sudah tidak bisa berpikir jernih. Deis mungkin bisa memberikan ide lagi untuk masalah ini. Segera aku ke rumahnya. Ternyata dia sudah terlelap. Aku pun terdiam beberapa saat dan menatapnya lama.