Tersentak kaget ketika melihat sang pangeran, Putri Kaniawati kemudian menjerit, tubuhnya menjadi lemas dan jatuh pingsan. Karena pangeran Jaka Amparan merasa bersalah, ia kemudian pergi meninggalkan istana. Sejak saat itu, Putri Kaniawati dikenal sebagai "Putri Malu".
Termasuk Tanaman Gulma
Ada sekitar 400 spesies Mimosa yang telah diketahui, tumbuhan perdu pendek ini dikenal sebagai gulma (pengganggu) yang dapat tumbuh dimana saja, khususnya wilayah perkebunan tropis.
Biji Mimosa umumnya memiliki kait yang memungkinkan menempel di objek apapun, dan inilah yang menyebabkan putri malu dapat tersebar luas ke berbagai penjuru dunia.
Penyerbuk utama putri malu adalah angin (Penyerbukan Anemogami), lebah atau serangga (Penyerbukan Entomofili), dan penyerbukan sendiri (Selfing), yang mencapai kematangan reproduksi kurang dari setahun.
Putri malu dapat hidup selama 44 tahun, dalam reproduksinya, satu tumbuhan bisa menghasilkan kurang lebih 700 biji per tahun, dengan tingkat keberhasilan biji tumbuh sebesar 90%.
Keberadaan tumbuhan pemalu ini sangat dihindari, khususnya di daerah tropis. Faktanya, Mimosa dapat mengurangi kesuburan pada tanah pertanian. Sebab, akarnya tumbuh sangat dalam, dan dapat mengubah sifat kimia tanah yang di invasinya.
Menurut penelitian, Putri Malu memiliki kemampuan untuk meningkatkan kadar nitrogen serta kalium secara signifikan. Tumbuhan ini memiliki rhizobium atau bintil-bintil pada akarnya yang merupakan sebuah pabrik penghasil pupuk hayati.
Rhizobium tersebut mengandung miliaran koloni mikroba yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan Putri Malu. Rhizobium memiliki kemampuan untuk melarutkat kalium, fosfat, serta memacu pertumbuhan.