4.Wiwit Mbako
Wiwit mbako adalah tradisi tahunan masyarakat Temanggung yang dilakukan sebagai ungkapan syukur dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memulai panen tembakau, tanaman khas daerah tersebut. Tradisi ini memiliki latar belakang sejarah yang terkait dengan kedatangan bangsa Barat di Nusantara dan dipercaya membawa harapan agar hasil panen tembakau berkualitas, laku di pasaran, serta mendatangkan rezeki yang berlimpah dan berkah.
Menurut riset Arrazaq dkk. (2022) dalam SOCIA: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, tradisi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah, menggambarkan hubungan erat antara budaya lokal, kepercayaan, dan praktik agraris masyarakat Temanggung.
Kearifan lokal di Temanggung memiliki relevansi yang signifikan di masa modern sebagai identitas masyarakat. Nilai-nilai lokal ini tidak hanya mengajarkan penghormatan terhadap alam, solidaritas sosial, dan kelestarian lingkungan, tetapi juga menjadi potensi ekonomi kreatif melalui promosi seni budaya dan pariwisata.
Dalam menghadapi modernisasi yang sering mengedepankan materialisme dan individualisme, kearifan lokal mampu memperkuat etika, moral, dan kebersamaan masyarakat. Selain itu, nilai-nilai tradisional ini berperan penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan memperkuat identitas daerah di tengah arus globalisasi.
*Tantangan Globalisasi terhadap Kearifan Lokal
Globalisasi juga memberikan berbagai dampak dan tantangan yang sangat besar bagi kearifan lokal yang ada di berbagai wilayah, salah satunya di Temanggung. Berikut ini merupakan beberapa dampak dan tantangan yang muncul dari globalisasi :
1.Dominasi budaya asing yang menggeser nilai-nilai lokal
Salah satu dampak akibat globalisasi adalah munculnya budaya-budaya dari luar yang mulai menghancurkan nilai-nilai lokal yang sudah diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur kita. Hal itu terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam menyaring informasi dan mudah terpengaruh oleh gambaran budaya dari luar.
2.Modernisasi yang mengubah pola hidup masyarakat
Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi yang kemudian menyebar masuk ke masyarakat tradisional kemudian mengubah pola hidup mereka yang awalnya penuh dengan interaksi secara langsung dan kedamaian yang terlihat kemudian menjadi semakin individualis, pragmatis, hedonisme, konsumtif, hingga sekuler.