Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat, nikmat, dan Rahmat yang telah diberikan pada kita semua. Sholawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh pengikutnya.
Kata rezeki merupakan kata serapan dari bahasa Arab. Dalam struktur bahasa Arab, rezeki (Ar-Rizq) bermakna Al-Hazhu, yaitu anugerah, karunia yang menjadi bagian khusus atas seseorang.
Dikutip dari buku Rezeki: Mengungkap Makna, Meraih Rezeki dalam Perspektif Al-Quran dan Al-Hadits oleh Fakhrizal Idris, definisi rezeki (Ar-Rizq) menurut pakar ada dua, yakni:
1. Perihal (keadaan) pemanfaatan sesuatu dan pada waktu yang bersamaan pihak lain tidak boleh memanfaatkannya (tanpa izin)
2. Makna dari kata rezeki dalam konteks Al-Qur'an dan hadits dapat dibagi menjadi dua macam yakni segala sesuatu yang dapat diambil kemanfaatannya dan rezeki yang sifatnya Mulkiyah (kepemilikan)
Rezeki merupakan karunia yang diberikan Allah swt kepada makhluknya, dan Allah akan menjamin rezeki dari berbagai arah, salah satunya dengan perantara bekerja, sehingga semua mendapatkan bagiannya. Rezeki yang diberikan Allah tidak bisa dihitung satu persatu dan bukan hanya didapatkan dari bekerja saja. Namun Allah memberikan rezeki kepada manusia di dunia melalui banyak cara dan jalan yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an.
Allah SWT telah menjamin rezeki setiap makhluk di dunia ini. Bahkan Ia juga menyatakan bahwa tiada satu binatang melata pun yang tidak dijamin rezeki oleh-Nya. Lalu apakah semua yang kita peroleh dinamakan rezeki? Jawabannya adalah tidak. Karena yang dinamakan rezeki adalah segala sesuatu yang kita peroleh dan dimanfaatkan. Jika tidak dimanfaatkan dalam bahasa agama itu bukanlah dinamakan rezeki, melainkan hanya sebagai hasil usaha. Rezeki tidak hanya berbentuk material, ketenangan bathin adalah rezeki, rumah tangga yang sakinah adalah rezeki, bahkan anak-anak yang sholeh dan mudah diatur adalah rezeki yang tak terhingga nilainya.
Lalu bagaimana agar rezeki yang kita peroleh tersebut berkah ?
Ada 4 tanda atau cara agar rezeki yang kita peroleh tersebut berkah:
Dalam Islam, sumber rezeki berasal dari Allah SWT dan manusia sebagai hamba-Nya berusaha untuk memperolehnya secara halal dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Menjaga kehalalan dalam mendapatkan dan memanfaatkan rezeki menjadi poin penting dalam Islam.
Alhamdulillah kita diberikan pekerjaan yang baik dan halal. Baik halal untuk memperolehnya dan halal dari wujud rezeki yang kita dapatkan. Setiap bulannya mendapatkan gaji yang lebih dari cukup untuk keperluan kita. Namun dari rezeki yang halal tersebut, terkadang masih ada saja rasa ketidakpuasan dari dalam diri kita. Selalu merasa kurang dan ada keinginan untuk menumpuk harta. Lalu bagaimana kita menyikapi hal tersebut agar rezeki halal yang kita peroleh tetap menjadi rezeki yang berkah?
- Bersih
Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah: 103
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ
Artinya: "Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka."
Dalam ayat tersebut, Allah SWT memerintahkan kita agar mengeluarkan zakat yang bertujuan agar membersihkan jiwa, hati dan harta kita dari kecintaan yang berlebihan terhadap harta. Dan dengan zakat juga akan menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati untuk mengembangkan harta kita yakni dengan beramal, infaq dan shadaqah. Terlebih lagi di 10 hari terakhir Ramadhan ini (walaupun dari awal Ramadhan sudah diperbolehkan untuk mengeluarkan zakat fitrah) kita diperintahkan untuk mengeluarkan zakat fitrah sebesar 2,5 kg beras (yang biasanya Kemenag mengeluarkan edaran apabila kadar zakat fitrah beras tersebut diuangkan), dan untuk yang memiliki kelebihan harta dan sudah mencapai nisab dan haulnya juga dianjurkan untuk mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.
- Manfaat
Allah memberikan kita rezeki, namun bagaimana agar rezeki tersebut berkah? Dalam sebuah kata mutiara Arab disebutkan:
خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
Artinya: "sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu".
Allah memberikan kita rezeki, namun bagaimana agar rezeki tersebut tetap menjadi rezeki yang berkah? Kita diberikan rezeki berupa kendaraan, bisa kita gunakan kendaraan tersebut untuk bekerja, ke masjid, menimba ilmu dan ke tempat-tempat selain yang dilarang Allah SWT.Lalu bagaimana rezeki tersebut masuk kategori yang tidak bermanfaat? Allah memberikan kita mobil, namun hanya terparkir rapi di garasi karena takut kotor dan takut lecet, ibu-ibu membeli puluhan tas dan sepatu hanya dengan tujuan untuk mengoleksi dan terpajang rapi di etalase masing-masing. Perbuatan seperti itulah yang tidak bermanfaat, melainkan mubazir saja.
Padahal Allah SWT telah berfirman dalam Surah Al-Isra: 27
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."
- Maslahat
Tanda rezeki yang berkah adalah maslahat, yakni bagaimana caranya agar manfaat dari rezeki tersebut tidak hanya kita yang merasakan, tetapi juga bermanfaat untuk orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, misalnya ketika kita sedang menuju ke masjid dan ada orang yang berjalan kaki, kita ajak mereka untuk bersama-sama menuju masjid menggunakan kendaraan kita atau sebagian dari harta kita digunakan untuk membelikan perlengkapan sholat di Masjid seperti sarung, mukena, maupun sandal untuk berwudhu. Mungkin hal ini terlihat sepele bagi kita, akan tetapi sangat bermanfaat bagi musafir yang singgah ke masjid dan tidak membawa peralatan shalat. Dari tindakan kita tersebut juga secara tidak langsung akan membuat kita menerima pahala secara terus menerus karena merupakan amal jariyah bagi kita asalkan kita lakukan dengan ikhlas.
Ada beberapa cara untuk melakukan hal-hal di bawah ini guna menjemput rezeki yang baik, yaitu:
- Berdoa dan tawakkal kepada Allah SWT
Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha dan bertawakkal (berserah diri) kepada Allah atas segala rezeki yang kita dapatkan. Berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT adalah kunci utama dalam menjemput rezeki yang berkah.
- Bekerja dengan tekun dan ikhlas
Allah SWT telah menetapkan bahwa setiap manusia harus bekerja keras untuk mencari nafkahnya. Oleh karena itu, bekerja dengan tekun dan ikhlas merupakan salah satu cara untuk menjemput rezeki yang berkah.
- Berusaha mencari ilmu
Allah SWT menjanjikan rezeki yang berkah bagi orang yang mencari ilmu dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, belajarlah dengan tekun dan konsisten untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda.
- Beramal saleh
Beramal saleh seperti sedekah, berbuat baik pada orang lain, dan membantu mereka yang membutuhkan adalah cara lain untuk menjemput rezeki yang berkah. Allah SWT telah menjanjikan pahala yang besar bagi orang yang beramal saleh.
- Berdagang dengan jujur dan adil
Jika Anda berdagang, pastikan untuk berdagang dengan jujur dan adil. Allah SWT telah menegaskan bahwa rezeki yang berkah hanya datang kepada orang yang berdagang dengan jujur dan adil.
Ingatlah bahwa rezeki yang berkah bukan hanya dalam bentuk materi, melainkan juga kesehatan, kebahagiaan, dan ketenangan jiwa. Oleh karena itu, selalu berusaha untuk mendapatkan rezeki yang berkah dengan cara yang halal dan diridhoi oleh Allah SWT.
Itulah keempat tanda atau cara agar rezeki yang kita peroleh termasuk dalam rezeki yang baik dan berkah, serta beberapa cara untuk menjemput rezeki tersebut. Semoga konten yang saya bagikan bisa bermanfaat bagi kita semua dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H