Mohon tunggu...
Fatmawati
Fatmawati Mohon Tunggu... Guru - Juara 1 Essay Nasional Mahasiswa tahun 2019 dengan penyelenggara Universitas Negeri Surakarta, Juara 2 Artikel Mahasiswa Nasional tahun 2020 dengan penyelenggara DEMA FEBI UIN Banten, Juara 3 Essay Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya tahun 2018, Best Presentation Essay Mahasiswa Nasional tahun 2020 dengan penyelenggara Universitas Negeri Padang, Finalis 10 Besar Essay Mahasiswa Nasional tahun 2019 dengan penyelenggara Universitas Negeri Semarang, Lolos Pendanaan Project Penelitian Mahasiswa oleh LPPM Universitas Negeri Surabaya tahun 2019, Lolos Pendanaan 2 Project Penelitian Mahasiswa oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya tahun 2020, Menyandang Wisudawan terbaik dengan jumlah kredit prestasi terbanyak prodi PMP-KN tahun 2021, Publikasi 4 artikel ilmiah dalam 4 jurnal politik bersinta.

Menempuh jenjang Sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya dengan jurusan Pancasila dan Kewarganegaraan yang banyak berfokus pada pembahasan isu sosial dan politik. Selama menjadi mahasiswa, penulis terlibat aktif dalam kegiatan menulis dan penelitian ilmiah baik dalam perlombaan mahasiswa nasional hingga pada pendanaan project penelitian mahasiswa. Menempuh jenjang sarjana selama 3.5 tahun dan berkarir sebagai guru Non-ASN, selain berkegiatan mengajar, penulis juga telah berhasil menulis 4 artikel ilmiah dalam jurnal sinta yang berfokus pada pembahasan sosial dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Haruskah Kita Manusia Baik bagi Semua Orang?

24 Juni 2023   15:15 Diperbarui: 24 Juni 2023   15:17 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kecil, anjuran untuk berbuat baik selalu ditanamkan pada semua anak-anak Indonesia. Berbudi pekerti yang luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, taat pada norma-norma sosial di masyarakat sehingga hasil yang diharapkan tentu membentuk individu yang baik. Menjadi manusia yang baik masih termasuk kedalam sebuah pengertian yang abstrak, apakah ketika membantu teman mencontek saat ujian karena banyaknya kegiatan termasuk kedalam menjadi manusia baik? ataukah menjadi manusia yang baik dengan selalu menolong orang lain dan peduli dengan hidup orang lain hingga lupa akan yang namanya privasi? lalu apakah baik itu? dan haruskah kita menjadi manusia yang baik

Tidak ada yang salah dari menjadi manusia yang baik, justru kita harus mendefinisikan ulang konsep dari menjadi manusia baik agar kedepan kata baik bisa lebih menjadi kata yang pasti. Menjadi manusia baik dapat diartikan saat individu tersebut terdorong untuk meringankan atau sekedar membantu kesulitan orang lain tanpa mengharapkan timbal balik, disinilah letak menjadi manusia baik. Menjadi manusia baik saat individu tersebut dapat mengabaikan timbal balik kebaikan yang sudah diberikannya kepada orang lain namun satu hal yang bisa digaris bawahi dari semua tulisan ini yaitu saat kita bisa mengatur seberapa banyak kebaikan yang kita berikan kemasing-masing orang dan dapat membedakan besaran kebaikan tersebut sejatinya itulah yang disebut manusia baik.

Tidak semua orang layak dan harus menerima kebaikan dari diri kita sendiri, dalam konsep stoicism menekankan pada hal-hal yang bisa kita kendalikan termasuk juga besaran kebaikan kita kepada orang lain. Untuk teman kantor yang hanya sebatas hubungan pekerjaan, kamu bisa mengatur seberapa banyak kebaikanmu misalnya dengan hanya 60% artinya kamu akan menjadi baik saat teman kantormu membutuhkan bantuanmu untuk membantu pekerjaannya tapi tidak menjadi baik untuk kebiasaan menghutangnya. Tapi kamu bisa menjadi manusia baik 90% untuk adikmu saat dia memintamu untuk memberikan uang jajan tambahan saat dia sedang mengikuti program pertukaran pelajar IISMA. Oleh karenanya, menjadi manusia baik adalah sebuah seni dimana kamu bisa mengukur sebarapa banyak kebaikan yang akan kamu berikan ke masing-masing orang sebab dengan ini kamu bisa mendefinisikan sendiri bagaimana menjadi manusia baik demi kesehatan mentalmu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun