"Eh tak ceritani, mosok pas wingi aku ameh mangkat sekolah, waung e Pak Jojo meh ngoyak aku"
"Eh tak kasih tahu, kemarin pas akum au berangkat sekolah, anjingnya Pak Jojo mau ngejar aku"
- Gombal Mukiyo
Istilah khas Semarangan ini mengandung makna bohong atau membual. Dalam versi umumnya, kebiasaan buruk ini sering diidentifikasi dengan sebutan "goroh" atau "apus" dalam bahasa Jawa Ngoko, sementara dalam bahasa Jawa Krama Alus atau Inggil, istilah yang sering digunakan adalah "dora."
"Innalillahi, Ojo gombal mukiyo kowe! Tenan ora? Lha nopo"
 "Innalillahi, Jangan bohong kamu! Beneran? Kenapa?"
Dengan demikian, dalam menjelajahi bahasa ini, kita tak hanya mengenal kata, melainkan merasakannya, merayakannya, dan membiarkannya menjadi bagian dari diri kita. Sebab, dalam setiap percakapan, kita tak hanya "ngomong Semarangan," melainkan kita menari dalam rentetan kata yang menjadi irama kehidupan Semarang yang penuh warna dan menyenangkan. Mari bersama-sama menjaga, merayakan, dan mengapresiasi keindahan kosa kata Semarang, sebagai bagian tak terpisahkan dari kearifan lokal yang harus kita lestarikan.
Penulis
Fatmawati dan Muhammad Rohmadi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI