Kita pernah berjalan di lorong cahaya,Â
Kau menggenggam tanganku, begitu eratnya.Â
Aku percaya, dengan segala rasa,Â
Namun siapa sangka, kau selipkan dusta.Â
Kata-katamu manis, penuh janji,Â
Aku memeluknya, seolah itu abadi.Â
Tapi kini, aku sadar perlahan,Â
Di balik senyummu, ada bayang-bayang penghianatan.Â
Aku mencintaimu, lebih dari apa pun,Â
Namun cinta ini perlahan menjadi racun.Â
Setiap sentuhanmu, terasa asing,Â
Setiap tatapanmu, menyimpan rahasia yang hening.Â
Haruskah aku bertahan,Â
Dalam kebohongan yang kau sembunyikan?Â
Atau pergi, meski hati ini menangis,Â
Meninggalkan cinta yang begitu manis?Â
Katakan padaku, apa ini cinta?Â
Atau sekadar permainan dengan dusta?Â
Hati ini lelah, namun tak mampu menyerah,Â
Di antara cinta yang indah, dan dusta yang parah.Â
Jika kau benar mencinta, mengapa kau lukai?Â
Jika aku segalanya, mengapa kau khianati?Â
Aku terjebak, antara rasa dan kenyataan,Â
Di antara cinta, dan kebohongan yang kau bentangkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI