Aku berdiri di depan cermin,Â
Menatap wajah yang sering kusembunyikan.Â
Tak ada topeng, tak ada kilau palsu,Â
Hanya aku, dengan segala yang rapuh.Â
Cermin itu tak pernah berdusta,Â
Ia memantulkan apa adanya.Â
Setiap garis, setiap celah,Â
Adalah kisah yang tak bisa dibantah.Â
Ada luka yang tak bisa kuhapus,Â
Ada senyum yang mulai memudar.Â
Namun di sana, di balik bayangan,Â
Aku menemukan keberanian.Â
Cermin yang jujur mengajarkanku,Â
Bahwa sempurna tak perlu menjadi tujuan.Â
Menerima diri adalah kemenangan,Â
Dan mencintai diri adalah kekuatan.Â
Aku melihat bukan hanya rupa,Â
Tapi jiwa yang terus melangkah.Â
Dengan semua kelebihan dan kurangnya,Â
Aku tetap berharga, aku tetap bermakna.Â
Cermin ini tak hanya memantulkan,Â
Ia berbicara tanpa kata.Â
Jadilah dirimu,katanya lembut,Â
Karena itulah cahaya sejati hidupmu.
Kini, setiap kali kutatap cermin,Â
Aku tak lagi takut pada bayangan.Â
Aku melihat diriku apa adanya,Â
Dan aku bangga menjadi aku. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H