Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menerima Luka, Merawat Cahaya

1 Januari 2025   17:35 Diperbarui: 1 Januari 2025   17:35 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mAda luka yang tak terlihat mata, 

Mengendap di balik senyum dan tawa. 

Ia hadir sebagai kenangan pahit, 

Menggores jiwa, melukai semangat. 

Namun, luka bukan akhir cerita, 

Ia hanya tanda bahwa kita pernah merasa. 

Meresapi sakit, menghadapi badai, 

Adalah langkah menuju cahaya damai. 

Aku menerima luka dengan sepenuh hati, 

Tanpa mengusir, tanpa menyembunyi. 

Karena dalam setiap retak yang ada, 

Cahaya Tuhan masuk dan menyapa. 

Luka mengajarkanku tentang rapuh, 

Tapi juga tentang kuatnya tubuh. 

Tentang bagaimana bangkit perlahan, 

Dan menjahit jiwa yang hampir berantakan. 

Di antara serpihan, kutemukan makna, 

Bahwa hidup tak hanya tentang bahagia. 

Ada keindahan dalam setiap duka, 

Jika kita bersedia merawat cahaya. 

Kini, cahaya itu mulai tumbuh, 

Dalam hati yang dulu keruh. 

Ia menerangi langkah yang samar, 

Membimbingku menuju jalan yang benar. 

Menerima luka, merawat cahaya, 

Adalah proses menemukan cinta. 

Cinta pada diri, pada perjalanan, 

Pada Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun