Aku berdiri di antara bayang-bayangÂ
Cermin dunia yang gemar mencibirÂ
Mata-mata tajam menelanjangi jiwaÂ
Menilai rupa, menghakimi ragaÂ
Namun aku tahu, dunia tak sempurnaÂ
Melihat kulit, lupa ada maknaÂ
Aku pun tersenyum, menatap diriÂ
Dalam relung hati, kutemukan artiÂ
Aku adalah aku, tanpa tirai palsuÂ
Tak perlu hiasan untuk jadi utuhÂ
Kekurangan bukanlah akhir ceritaÂ
Ia lukisan indah milik semestaÂ
Mata dunia mungkin tak pahamÂ
Namun, di sini, aku tetap teguhÂ
Aku belajar menerima dan bersyukurÂ
Diri yang rapuh, kini jadi kokohÂ
Jika dunia melihatku, biarlah ia tahuÂ
Aku lebih dari sekadar wajah atau namaÂ
Aku adalah jiwa yang mencintaÂ
Penuh syukur, penuh percayaÂ
Hidupku bukan untuk penilaian fanaÂ
Tapi perjalanan mencari maknaÂ
Dunia boleh melihat apa yang ia sukaÂ
Namun aku tahu, aku sudah berhargaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H