Di bawah langit yang berselimut kelam,Â
Aksara-aksara tersembunyi di sudut sunyi.Â
Rindu mengukirnya dengan tinta tak terlihat,Â
Terbaca hanya oleh hati yang bersedia mendengar.Â
Kata-kata yang tak sempat terucap,Â
Menggantung di langit-langit malam.Â
Mengayun pelan seperti bintang,Â
Namun redup sebelum mencapai terang.Â
Ada puisi yang tak selesai di dada,Â
Menggetarkan sukma tanpa suara.Â
Aku menyebut namamu dalam diam,Â
Berharap angin membawa bisikannya.Â
Malam menjadi saksi sunyi,Â
Akan rasa yang tak menemukan wujud.Â
Hanya aksara terkunci tanpa kunci,Â
Menunggu pagi membebaskan gelapnya.Â
Namun rindu tetap abadi,Â
Meski tanpa ucapan, ia tetap ada.Â
Menemani langit dalam pekat,Â
Hingga waktu membukanya perlahan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H