Langkahku menggema di lorong bisu,Â
Tempat bayang-bayangmu pernah menyentuh cahaya.Â
Waktu memahat jejak di dinding ingatan,Â
Namun luruhnya selalu mengiris jiwa.Â
Ada desah angin yang membawa harummu,Â
Berputar dalam pusaran memori.Â
Aku menyusuri tiap sudut gelap,Â
Mencari dirimu di antara retak waktu.Â
Bayangmu, kini hanya kabut,Â
Terurai pelan dalam sunyi abadi.Â
Namun hatiku tak berhenti berlari,Â
Menyusuri tiap celah, tiap celah kemungkinan. Â
Jika waktu adalah penjara,Â
Maka kenangan adalah kuncinya.Â
Namun pintu itu tetap tak terbuka,Â
Hanya menyisakan kosong yang membisu.Â
Hingga akhirnya aku sadar,Â
Bahwa kehilangan adalah lorong tanpa akhir.Â
Bayangmu mungkin luruh dalam waktu,Â
Tapi cintamu abadi di nadiku.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI