Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelita Kasih

25 Desember 2024   21:06 Diperbarui: 25 Desember 2024   21:06 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat langit meredup, langit tak lagi biru, 

Langkah terasa berat, dunia penuh kabut, 

Namun, di sana, di rumah ibu, 

Ada cahaya yang tak pernah padam, selalu menyambut.

Dindingnya tak hanya menahan hujan, 

Namun juga menyimpan kehangatan yang abadi. 

Di dalamnya, kata-kata ibu mengalir lembut, 

Menjadi pelita yang menerangi hati yang gelap.

Malam yang sunyi, sepi yang menyakitkan, 

Namun di rumah ibu, ada suara yang menyembuhkan. 

Saat dunia terasa kelam dan lelah, 

Kasih ibu menjadi sinar, menuntun kita pulang.

Bukan hanya lampu yang menyala, 

Tapi setiap sudut rumah ibu dipenuhi cahaya cinta. 

Saat langit meredup, dan segala terasa hilang, 

Rumah ibu adalah tempat kita menemukan terang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun