Di perpustakaan jiwa, cerita kita bernaung,
Tersimpan di rak ingatan yang tak pernah rapuh,
Setiap kenangan seperti buku dengan sampul usang,
Namun isinya hidup, berbisik di sela waktu yang jauh.
Ada bab awal yang harum seperti musim semi,
Pertemuan tak sengaja, penuh pesona tak terduga,
Kata-kata pertama kita mengalir tanpa jeda,
Menyulam kisah di atas lembar rasa yang murni.
Di rak lainnya, tersimpan bab-bab kelam,
Saat kita melawan badai yang mengguncang,
Namun bahkan di tengah duka yang dalam,
Kita menulis harapan, membangun ulang.
Di sudut yang sunyi, kutemukan puisi tentangmu,
Setiap baitnya menghidupkan hangat tatapmu,
Kau seperti buku yang tak pernah habis kubaca,
Menyimpan rahasia, menghidupkan rasa.
Dan hingga hari ini, kita terus menulis,
Menambah cerita di perpustakaan jiwa,
Semoga kisah ini tak pernah selesai,
Menjadi abadi, tak lekang oleh waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H