Dalam malam yang sepi dan panjang,
Kududuk sendiri dengan hati yang gundah,
Menengadahkan tangan ke langit hitam,
Mengucapkan doa yang tak terjawab.
Setiap kata yang terucap penuh harapan,
Berharap keajaiban datang menyentuh,
Namun angin malam hanya membawa bisikan,
Tentang kesedihan yang semakin rapuh.
Aku berdoa dengan air mata yang mengalir,
Memohon agar kau kembali padaku,
Namun kenyataan menghantam seperti ombak,
Meninggalkan luka yang tak terhapuskan waktu.
Setiap hari adalah perjuangan tanpa henti,
Menghadapi kenyataan pahit yang menghujam,
Doa-doa terucap dalam sunyi,
Namun jawaban tetap tak kunjung datang.
Langit malam menjadi saksi bisu,
Tentang doa seorang ibu yang kehilangan,
Setiap bintang yang berkelip,
Adalah harapan yang terus kupanjatkan.
Namun malam tetap sunyi dan gelap,
Menelanku dalam kesedihan yang mendalam,
Doa yang tak terjawab menjadi beban,
Menghancurkan hati yang rapuh ini.
Meski jawaban tak pernah datang,
Aku tetap berdoa dengan penuh cinta,
Karena doa adalah caraku mencintaimu,
Dalam keheningan yang tak pernah pudar.
Di setiap malam yang gelap dan dingin,
Aku akan terus memanjatkan doa,
Berharap suatu hari, di balik awan,
Jawaban akan datang membawa cahaya.
Hingga saat itu tiba,
Aku akan tetap setia berdoa,
Menyimpan harapan dalam dada,
Meski doa ini tak terjawab selamanya.