Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik Terakhir yang Mengusap Air Mata

7 Juli 2024   21:58 Diperbarui: 7 Juli 2024   22:23 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di ujung hujan, rintik-rintik terakhir turun perlahan,
Menyeka air mata bumi yang penuh duka.
Setetes demi setetes, menghapus luka yang pernah ada,
Membawa pesan bahwa setiap kepedihan akan sirna.

Rintik terakhir yang menggema dalam hening,
Menyisakan jejak harapan di atas tanah basah.
Sinar senja menyinari, memancarkan keajaiban,
Membawa cahaya di tengah kegelapan yang menyelimuti.

Di kejauhan, pelangi mulai terbentang,
Menyambut langit yang mulai bersih dari awan kelabu.
Rintik terakhir, titik temu antara senja dan malam,
Menyatu dalam damai, menghadirkan keindahan yang sunyi.

Bunga-bunga merona, mekar dengan gemulai,
Menyambut datangnya waktu untuk tumbuh dan berkembang.
Rintik terakhir yang menyapu, menyegarkan bumi,
Mengajarkan bahwa setiap perpisahan, membawa kelahiran yang baru.

Rintik terakhir yang menghapus air mata,
Menyisakan kesegaran dalam pelukan alam.
Heningnya malam yang datang, memeluk kehadiran,
Rintik terakhir, lambang kehidupan yang terus berputar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun