Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerimis

4 Januari 2024   22:07 Diperbarui: 4 Januari 2024   22:10 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah payung langit yang berhias awan,
Gerimis turun, menari di ujung rambut dedaunan.
Setitik-setitik embun merayap,
Menyentuh bumi dengan lembutnya.

Suara gerimis bagai seruling lembut,
Melodi alam yang menghanyutkan hati.
Hening hutan disertai riuh rendah,
Gerimis membawa pesan ketenangan.

Tetesan air, seperti mutiara di rambut tanaman,
Merangkul daun dan bunga dengan penuh cinta.
Bumi ini bersyukur atas kehadiranmu,
Gerimis, penari rahasia di tengah malam.

Jalanan menjadi rata dengan jejak air,
Menyiratkan kisah perjalanan gerimis.
Di pelukan senja yang teduh,
Gerimis menari bersama bayang senja.

Langit kelabu memeluk gerimis dengan lembut,
Seakan-akan alam turut merasakan rindu.
Dalam detik-detik gerimis, kehidupan bertaut,
Menyatu dalam irama damai yang abadi.

Hingga akhirnya gerimis pun pergi,
Meninggalkan jejaknya di dedaunan.
Namun, kehadirannya tetap terukir,
Dalam kenangan hening yang membahana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun