Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pergantian Musim

2 Januari 2024   00:09 Diperbarui: 2 Januari 2024   00:12 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pelukan alam yang gemetar sepi,
Terjadi pergantian musim yang indah.
Bunga-bunga mekar di kebun hati,
Menyambut datangnya perubahan waktu.

Musim semi datang, membangunkan bumi,
Bibit-bibit harapan tumbuh segar.
Warna-warni pelangi di langit biru,
Menari-nari dalam keanggunan yang syahdu.

Pagi yang cerah menyapa sang mentari,
Dengan sinar hangat yang menyentuh hati.
Begitu pula rasa yang bergelora di dalam,
Mengalir seperti sungai menuju cinta.

Musim panas tiba, memancarkan kehangatan,
Seperti pelukan yang membara di musim cinta.
Hembusan angin menyapu kerinduan,
Di setiap senja, rasa bahagia terukir jelas.

Daun-daun berguguran di tengah-tengah lagu,
Musim gugur datang, merubah pemandangan.
Seperti kisah yang berubah seiring waktu,
Keindahan dalam perubahan yang terpahat.

Pohon-pohon menari dengan daun yang merah,
Seolah-olah menggambarkan kehidupan yang berubah.
Dalam kesederhanaan, ada kekayaan,
Di setiap kehilangan, ada pembelajaran.

Musim dingin berkunjung dengan angin sejuk,
Seakan meresapi keheningan di dalam hati.
Tetapi di dalam ketenangan, ada kekuatan,
Seperti hujan salju yang menutupi kegelapan.

Pergantian musim, seperti puisi yang terus berlanjut,
Melibatkan hati dalam irama kehidupan.
Dalam setiap perubahan, ada keajaiban,
Seperti lukisan yang tergambar di langit biru.

Jadi, sambutlah pergantian musim dengan hati yang lapang,
Sebab di setiap perubahan terkandung kehidupan.
Dalam seruan alam, kita temukan keindahan,
Dan dalam setiap pergantian, kita temukan makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun