Hari esok, lembaran baru yang masih tersegel,
Sebuah janji dari waktu yang terlipat dalam dinding malam.
Di sana, terhampar harapan dan kesempatan,
Menanti langkah kita yang siap menapaki perjalanan.
Langit esok membawa warna yang belum tergurat,
Mungkin biru cerah, atau berwarna merah senja yang memukau.
Sebuah kanvas kosong menunggu cerita baru,
Ditulis dengan pengalaman dan keputusan kita sendiri.
Di pagi esok, mentari akan berbisik salam,
Menyapa dengan cahaya hangat yang mengusik mata.
Setiap embun pagi, seperti berlian yang berserak,
Mengisyaratkan keindahan yang tak terhitung harganya.
Esok adalah panggung bagi mimpi-mimpi yang terpendam,
Sebuah panggung di mana kita adalah pemain utama.
Kita punya peran untuk dimainkan dalam drama kehidupan,
Dengan naskah yang bisa kita tulis sendiri.
Mungkin esok membawa cobaan atau kebahagiaan,
Namun, di setiap detiknya, kita memiliki kekuatan.
Berpegang pada keyakinan dan tekad yang kuat,
Kita bisa melewati setiap badai dan mendaki setiap puncak.
Esok adalah catatan perjalanan yang tak terelakkan,
Babak baru dalam buku hidup yang terus berlanjut.
Setiap langkah kita adalah bagian dari petualangan,
Sebuah kisah yang belum selesai, masih penuh misteri.
Bersiaplah, oh hati, untuk menyongsong hari esok,
Dengan semangat yang membara dan mata penuh tekad.
Sebab di sana, di balik terbitnya mentari esok,
Tersimpan peluang untuk mengubah dunia, mengubah diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H