Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta yang Terpisahkan

1 Agustus 2023   00:35 Diperbarui: 1 Agustus 2023   00:42 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta yang terpisahkan, seperti dua lautan yang berjauhan,

Terpisah oleh waktu, ruang, atau takdir yang tak terbantahkan.

Ia merangkai cerita pilu, ketika hati-hati yang mencintai,

Tak bisa bersatu, terpisah oleh keadaan yang kadang tak bisa diubah.

Di antara cinta yang terpisahkan, ada getaran rindu yang menggebu,

Seakan hati ini mencari hampa, mencari jalan untuk bertemu.

Namun takdir memisahkan, menguji keikhlasan cinta yang ada,

Mendewasakan jiwa dalam menerima ketidakberdayaan dan keadaan tak terduga.

Cinta yang terpisahkan, mungkin mengajarkan tentang kesabaran,

Tentang melepaskan dengan ikhlas, menghadapi rasa kehilangan.

Tapi di dalam kesedihan, ada keindahan dari cinta yang pernah ada,

Kisah yang takkan terlupakan, walaupun terpisah dalam jarak yang jauh.

Mungkin, dalam perpisahan, kita belajar tentang arti sejati dari cinta,

Bahwa mencintai bukanlah tentang memiliki, tetapi tentang memberi dan mengerti.

Cinta yang terpisahkan, menjadi jalan untuk memahami makna kesetiaan,

Menghargai setiap momen yang pernah bersama, walau akhirnya berpisah.

Terpisahnya cinta, bukan berarti cinta itu mati,

Tetap ada dalam ingatan, menghiasi kenangan di masa lalu.

Ia mungkin mengajarkan tentang ketabahan dan keberanian,

Menyongsong kehidupan baru, menjalani jalan yang tak terduga.

Cinta yang terpisahkan, mungkin tak bisa dipahami oleh dunia,

Namun, di dalam hati, ia memberi arti dan makna yang mendalam.

Ku berdoa, semoga cinta ini akan menemukan jalannya,

Apakah bertemu lagi di masa depan, atau menjadi kisah yang abadi dalam kenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun