Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahagia

21 Juli 2023   23:36 Diperbarui: 21 Juli 2023   23:39 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangkuk Es Krim Bahagia

Di sebuah kota kecil yang damai, tinggalah seorang anak kecil bernama Bima. Bima adalah seorang anak yang ceria dan penuh kegembiraan. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya yang selalu mengasihi dan menyayanginya.

Hari itu, langit cerah menyambut pagi. Bima berjalan ke taman dekat rumahnya, tempat ia sering bermain bersama teman-temannya. Di taman itu, ada sebuah gerobak es krim yang selalu menjadi primadona bagi anak-anak. Gerobak itu dikelola oleh Pak Agus, seorang pria paruh baya yang ramah dan selalu tersenyum.

"Bima, apa kabar?" sapa Pak Agus dengan ramah saat melihat Bima datang.

"Kabar baik, Pak Agus! Saya ingin makan es krim," jawab Bima dengan riang.

Pak Agus pun dengan cekatan menyajikan es krim kesukaan Bima, yaitu es krim cokelat dengan topping warna-warni yang menggemaskan. Bima duduk di bangku taman, menggigit es krimnya dengan nikmat. Rasanya manis dan lembut, seperti bahagia yang menyelip dalam hatinya.

Saat Bima menikmati es krimnya, datanglah seorang anak perempuan yang sedih. Namanya Mira. Bima mengenalnya sebagai teman sekelasnya. Mira duduk di sebelah Bima dengan wajah yang tertunduk.

"Bima, apa yang terjadi?" tanya Bima dengan simpati.

"Saya sedih, Bima. Tadi pagi saya kehilangan mainan kesayangan saya di taman ini," ucap Mira dengan sedih.

Bima merasa iba melihat Mira bersedih hati. Tanpa berpikir panjang, Bima memberikan es krimnya pada Mira.

"Ayo, Mira, kamu boleh makan es krim ini. Semoga bisa membuatmu sedikit bahagia," ucap Bima sambil tersenyum.

Mira terkejut dan terharu dengan kebaikan hati Bima. Ia menerima es krim itu dengan gembira dan melahapnya dengan lahap. Perlahan, senyum mulai mengembang di wajah Mira, menggantikan kesedihan yang tadi terlihat jelas.

"Terima kasih, Bima. Kamu baik sekali," ucap Mira sambil mengusap air mata yang hampir menetes.

"Bukan apa-apa, Mira. Aku senang bisa membuatmu bahagia," jawab Bima sambil mengusap kepala Mira penuh kelembutan.

Ketika melihat senyum di wajah Mira, Bima merasa bahagia. Ia merasakan kehangatan di dalam hatinya yang tak ternilai harganya. Baginya, bahagia itu bukan tentang memilikinya sendiri, tetapi tentang memberikan kebahagiaan kepada orang lain.

Mereka berdua pun bermain bersama di taman, tertawa, dan menikmati momen indah di pagi yang cerah itu. Kesederhanaan momen itu dan kebahagiaan yang mereka rasakan menjadi kenangan yang tak akan pernah pudar.

Sejak hari itu, Bima dan Mira menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Mereka berdua selalu berbagi cerita, tawa, dan tentu saja, sepiring es krim bahagia yang selalu mereka nikmati bersama-sama. Dan dari situlah, persahabatan mereka semakin erat dan membawa kebahagiaan yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun