Mohon tunggu...
Fatma Susilowati
Fatma Susilowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S Yourko

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Laporan Keuangan pada PT Mulia Boga Raya TBK Periode Tahun 2019-2022

6 Desember 2023   20:26 Diperbarui: 6 Desember 2023   21:57 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas KEJU di tahun 2019 adalah 2,57 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 2,57 aset lancar. Kemudian di tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 1,09 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin rendah dibandingkan tahun 2019. Namun di tahun 2021 likuiditas kembali mengalami peningkatan. Pada nilai 1,09 menjadi 2,82 sehingga menunjukkan potensi aset lancar yang meningkat dan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2022 senilai 4,17.

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Selanjutnya hitung rasio kas KEJU di tahun 2019 adalah 0,94 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,94 kas dan setara kas. Kemudian di tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 1,09 yang berarti kemampuan kas dan setara kas dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin tinggi dibandingkan tahun 2019. Namun di tahun 2021 likuiditas kembali mengalami penurunan. Pada nilai 1,09 menjadi 0,90 sehingga menunjukkan potensi kas dan setara kas yang menurun dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2022 senilai 0,86.

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Selanjutnya hitung rasio NWC KEJU di tahun 2019 adalah 0,45 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,45 aset. Kemudian di tahun 2020 mengalami penurunan tajam menjadi 0,03 yang berarti kemampuan aset dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin rendah dibandingkan tahun 2019. Namun di tahun 2021 likuiditas kembali mengalami peningkatan. Pada nilai 0,84 menjadi 0,97 sehingga menunjukkan potensi aset yang meningkat dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2022 senilai 0,98.

Rasio Solvabilitas

Rasio yang digunakan adalah Debt to Equity ratio (DER). Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

            DER    = Total Utang / Total Ekuitas

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Berdasarkan diagram diatas, rasio solvabilitas KEJU di tahun 2019 adalah 0,87 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,87 ekuitas. Kemudian di tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 0,84 yang berarti kemampuan ekuitas dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin rendah dibandingkan tahun 2019. Namun di tahun 2021 solvabilitas kembali mengalami peningkatan. Pada nilai 0,84 menjadi 0,97 sehingga menunjukkan potensi ekuitas yang meningkat dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2022 senilai 0,98.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun