Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jagalah Allah (5)

30 Juni 2021   14:55 Diperbarui: 30 Juni 2021   15:17 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jagalah Allah (5), foto koleksi pribadi

Pesan selanjutnya adalah penjelasan dari mengapa manusia harus 'menjaga Allah' dan menjelaskan betapa pentingnya penjagaan dari Allah kepada manusia itu sendiri. Karena bila Allah yang menjaga maka tak ada sesuatu pun yang dapat membuatnya celaka.

"Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu.

Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. " [HR. at-Tirmidzi)."

Maksudnya, jika seluruh manusia berkumpul untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, mereka sekali-kali tidak akan mampu melakukannya, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Oleh karena itu, apabila ada makhluk yang memberikan manfaat kepada seseorang, maka hal itu pada hakikatnya bersumber dari Allah ta'ala karena Allahlah yang telah menentukan manfaat itu untuknya.

Demikian pula sebaliknya, apabila ada makhluk yang menimpakan musibah kepada seseorang, maka hal itu pada hakikatnya bersumber dari Allah ta'ala karena Allahlah yang telah menentukan musibah itu untuknya.

Hendaklah hal ini menjadi pendorong bagi kita untuk bersandar kepada Allah dan meyakini bahwa seluruh manusia tidak akan mampu mendatangkan suatu kebaikan kepada kita atau membahayakan kita kecuali dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu."

Maksudnya apa yang telah Allah takdirkan akan menimpamu, tidak akan meleset darimu, pasti terjadi. Dan apa yang Allah takdirkan tidak menimpamu, maka hal itu tidak akan menimpamu selama-lamanya.

Seorang hamba meskipun telah diberikan kedudukan, kekuatan, dan kekuasaan, dia tetap saja tak mampu dan lemah untuk mendatangkan manfaat dan menolak bahaya dari dirinya sendiri. Segala urusan ada di tangan Allah. Kondisi ini mendorong manusia agar bersandar kepada Allah secara total.

Allah, Dialah Al Jabbar, sebagaimana disebutkan dalam QS Al Hasyr : 23,

"Dialah Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Memelihara keselamatan, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan... ".

Allah berkuasa menjadikan orang-orang yang lemah, miskin, teraniaya, berduka dan yang sakit, menjadi semakin sengsara. Sebaliknya, Dia juga kuasa memberikan kekayaan kepada orang-orang miskin, membebaskan orang-orang yang teraniaya, menyembuhkan orang sakit, dan sebagainya.

Imam Al Ghazali berkata, "Semua kehendak-Nya terhadap semua makhluk, berlaku tanpa terhalangi oleh kehendak yang lain. Tak ada seorangpun dapat terlepas dari kekuasaan-Nya. Tanpa pertolongan-Nya semua kekuatan menjadi tak berarti".

Dzat Allah tak bisa terjangkau oleh akal pikiran dan penginderaan semua makhluk. Cahaya keagungan-Nya tidak dapat digapai oleh pengetahuan semua manusia. Dia adalah Yang Maha Tinggi sehingga memaksa yang rendah untuk tunduk kepada yang dikendaki-Nya. Kalaupun ada yang berusaha menjangkau ketinggian-Nya, maka Dia akan memaksanya sehingga semua bertekuk lutut di hadapan-Nya.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Bumi pada hari kiamat akan menjadi seperti adonan kue dan dibalikkan oleh 'Al Jabbar' dengan tangan-Nya sebagaimana seseorang diantara kalian membalikkan adonan kuenya di saat melakukan safar." (HR. Al Bukhari)

"Sesungguhnya urusan Allah, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka terjadilah ia ".(QS Yasin : 82)

Ayat di atas menerangkan betapa mudahnya Allah dalam menciptakan sesuatu. Apabila Allah menghendaki untuk menciptakan sesuatu, cukup mengatakan "Kun Fayakun", maka terciptalah apa yang ia kehendaki. Terbitnya matahari, deburan ombak, tiupan angin, hingga luasnya alam semesta beserta isinya merupakan hal yang dikehendaki oleh Allah ta'ala . Allah tidak pernah kesulitan untuk menciptakan dan melakukan apapun, termasuk mengabulkan doa yang dipanjatkan oleh umatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun