Pesan selanjutnya adalah penjelasan dari mengapa manusia harus 'menjaga Allah' dan menjelaskan betapa pentingnya penjagaan dari Allah kepada manusia itu sendiri. Karena bila Allah yang menjaga maka tak ada sesuatu pun yang dapat membuatnya celaka.
"Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu.
Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. " [HR. at-Tirmidzi)."
Maksudnya, jika seluruh manusia berkumpul untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, mereka sekali-kali tidak akan mampu melakukannya, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Oleh karena itu, apabila ada makhluk yang memberikan manfaat kepada seseorang, maka hal itu pada hakikatnya bersumber dari Allah ta'ala karena Allahlah yang telah menentukan manfaat itu untuknya.
Demikian pula sebaliknya, apabila ada makhluk yang menimpakan musibah kepada seseorang, maka hal itu pada hakikatnya bersumber dari Allah ta'ala karena Allahlah yang telah menentukan musibah itu untuknya.
Hendaklah hal ini menjadi pendorong bagi kita untuk bersandar kepada Allah dan meyakini bahwa seluruh manusia tidak akan mampu mendatangkan suatu kebaikan kepada kita atau membahayakan kita kecuali dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu."
Maksudnya apa yang telah Allah takdirkan akan menimpamu, tidak akan meleset darimu, pasti terjadi. Dan apa yang Allah takdirkan tidak menimpamu, maka hal itu tidak akan menimpamu selama-lamanya.
Seorang hamba meskipun telah diberikan kedudukan, kekuatan, dan kekuasaan, dia tetap saja tak mampu dan lemah untuk mendatangkan manfaat dan menolak bahaya dari dirinya sendiri. Segala urusan ada di tangan Allah. Kondisi ini mendorong manusia agar bersandar kepada Allah secara total.
Allah, Dialah Al Jabbar, sebagaimana disebutkan dalam QS Al Hasyr : 23,