"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (QS Alfatihah:5)
Setelah kemudian segera diikuti
Â
"Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah."
Manusia memanglah makhluk yang lemah dan senantiasa memerlukankan pertolongan dalam mencukupi semua kebutuhan  kehidupannya. Pesan ini mewasiatkan bahwa apapun yang kita butuhkan dalam kehidupan,  semuanya ada dalam kepemilikan Allah ta'ala. Â
Maka hal paling ahsan yang kita lakukan dalam usaha mendapatkannya adalah dengan meminta kepada Sang Pemilik agar Dia memberi/mengabulkannya dengan disertai keridhoan. Â Apapun itu, Â baik hal-hal yang remeh temeh, Â bahkan sampai pada hal-hal besar yang jauh melalui ruang dan waktu dalam rentang kehidupan.
Dalam sebuah Hadis Qudsi, Allah ta'ala  berfirman,
! . . ! .
"Wahai hamba-Ku. Kalian semua kelaparan, kecuali orang yang Aku berikan makan. Maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan. Wahai hamba-Ku. Kalian semua tidak berpakaian, kecuali yang Aku berikan pakaian. Maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan." (HR. Muslim)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, Â
Â
"Hendaklah  salah seorang dari kalian senantiasa meminta kebutuhannya kepada Tuhan, sampai pun ketika meminta garam, sampai pun meminta tali sandalnya  ketika putus." (HR. at-Tirmidzi).
Imam Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, "Dahulu para salaf meminta kepada Allah dalam salatnya semua kebutuhannya, sampai-sampai garam untuk adonannya, dan tali kekang untuk kambingnya." (Kitab Jami' Al Ulum wal Hikam)
Mintalah apapun kepada Allah ta'ala, Â bahkan meski itu seolah hal yang mustahil seperti doa Nabi Zakaria 'alaihi sallam yang memohon diberikan keturunan meski usia beliau dan istrinya sudah mulai lanjut.
Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." (QS Ali Imran: 38)
Allah ta'ala pun mengabulkannya sebagaimana firman-Nya  dalam QS Maryam: 7
 "Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia."
Maka mintalah apapun kepada-Nya, termasuk dunia, tapi jangan jadikan amal dan `ibadah sebagai penukarnya. Mintalah apapun kepada Allah ta`ala meski itu untuk urusan remeh temeh seperti garam dan sandal. Tetapi jagalah adab agar tidak terjatuh pada tindakan melampaui batas.
"Berdo'alah kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara lembut. Sesungguhnya  Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-A`raaf: 55).
Seperti apakah yang melampaui batas itu? Â Janganlah memvisualisasikan dan memerinci permohonan kita pada Allah, semisal, "ya Allah, Â sandalku telah putus, Â Berikanlah untukku sandal yang warnanya begini dan begitu yang serasi dengan warna kulitku.... "
Dari Abi Na'aamah dari anaknya Sa'd (bin Abi Waqqaash), ia berkata: Ayahku mendengarku ketika aku berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu surga, kenikmatannya, lalu ini, dan itu. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka, rantai-rantainya, belenggu-belenggunya, lalu ini, dan itu".
Lalu ayahku berkata, "Wahai Anakku, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
'Kelak akan ada satu kaum yang melampaui batas dalam berdo'a'. Â Waspadalah agar engkau jangan sampai termasuk kaum tersebut. Seandainya engkau diberikan surga, maka akan diberikan pula segala yang ada di dalamnya dari kebaikan. Dan jika engkau dijauhkan dari neraka, maka akan dijauhkan pula segala apa yang ada di dalamnya dari kejelekan." (HR. Abu Dawud).
Demikianlah, Â Allah Maha Penyantun, Â mohonlah apapun yang dibutuhkan dengan merendah dan memelihara adab. Â Sesungguhnya Allah menyukai kelembutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H