Sejak masih anak-anak, kita sudah sering mendengar cerita-cerita tentang surga. Dari ayah, ibu, juga guru-guru kita, di rumah, di sekolah, juga di TPA. Semua serba indah dan menakjubkan, demikian cerita mereka.
Apakah mereka sudah pernah memasukinya? Tentu saja belum, mereka juga mendengar cerita tentang surga dari orang lain. Juga dari media apa saja yang pernah dibaca.
Dalam Alquran dan As Sunnah banyak dijelaskan keadaan dan bentuk dari surga. Di dalamnya terdapat kenikmatan dan waktu yang tiada batas sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam,
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ، ذُخْرًا ، بَلْهَ مَا أُطْلِعْتُمْ عَلَيْهِ » . ثُمَّ قَرَأَ ( فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِىَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ )
“Allah Ta’ala berfirman: Aku sediakan bagi hamba-Ku yang shalih berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia.
Kalau kalian mau, bacalah, ‘Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.’ (QS. As-Sajdah: 17).’
Begitu mempesonanya kalamullah. “Aku sediakan bagi hamba-Ku yang shalih berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia.”
Sudah sunatullah, manusia memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Begitu pun dengan kalimat ini, sukses memantik rasa penasaran bagi siapapun yang mendengar/membacanya. Untuk kenikmatan yang pernah dilihat dan didengar saja, manusia tak pernah puas mengejarnya. Apalagi yang belum pernah dilihat, dan didengar. Malah makin penasaran. Rasa penasaran inilah yang kemudian memotivasi manusia untuk mencari tahu, bagaimana cara untuk memasukinya?
Tapi tenang saja, Allah maha pengasih dan penyayang. Semua makhluknya diberikan hak untuk masuk surga. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku. Untuk mendapatkan termos dan panci gratis saja ada syaratnya kok. Harus ikut jalan sehat dulu. Padahal harganya murah dan sangat terjangkau.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasannya Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabda,
كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى،
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya.”
Tentu kita bertanya-tanya, mana ada manusia yang enggan masuk surga. Penjahat saja kalau ditanya pasti ingin masuk surga. Demikian jugalah para sahabat, mereka pun mempertanyakannya kepada Rasulullah shalallahu wassalam, hingga kemudian beliau menjelaskan,
من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أبى
“Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga“
Harapan terbesar seorang muslim ketika beramal adalah diterimanya amal tersebut sebagai ahsanul amal, sebaik-baik amal, yang akan membawanya pada ridho Allah dan Surga-Nya. Maka janji-janji Allah tentang Surga dan mereka yang akan menghuninya adalah catatan besar bagi setiap Muslim yang merindukannya, tentang syarat dan gambarannya.
Itu semua selain bagian dari keimanan pada hal yang ghaib pun bagian dari harapan yang diberikan Allah ta’ala pada hambaNya, agar istiqamah dalam kebaikan hingga akhir hayatnya
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS: Ali Imran: 133)
Begitu pengasihnya Allah swt, Dia menciptakan surga untuk hamba-hamba-Nya yang bertaqwa. Dia turunkan pula Alqur’an untuk mengajarkan pada mereka bagaimana caranya agar dapat memasuki surga. Dia tetapkan pula bulan ramadhan sebagai bulan penuh rahmat, penuh berkah dan ampunan. Dengannya terdapat satu kunci untuk membuka salah satu pintu surga dengan berkah puasa sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam,
فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ
“Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari)
Dalam hadits yang lain, beliau bersabda,
الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَا لِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ
“Surga sangat rindu terhadap empat golongan, yaitu orang yang membaca Alqur’an, orang yang memelihara lisan, orang yang memberi makan terhadap orang-orang yang lapar serta orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR Abu Dawud dan AnNasai).
Ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri, benarkah kita merindu surga? Ataukah amalan yang sudah kita lakukan justru menggambarkan keengganan kita memasuki surga? Sedang raga sudah tentu tak akan sanggup menanggung azab-Nya. Di dunia saja tidak sanggup menanggung derita (banyak mengeluh dan meratap), apalagi panasnya api neraka.
Ramadhan masih bersama kita. Berbekallah, dan sebaik-baik bekal untuk negri akhirat adalah taqwa. Dan mereka yang bertaqwa bukan hanya merindukan surga, tetapi surga juga merindukan mereka. Sungguh benar firman Allah swt dalam QS AlHujurat: 13,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.”
Di hari-hari akhir ramadhan ini perbanyaklah memohon doa dan ampunan. Semoga Allah berkenan memberikan ridho dan maghfiroh-Nya serta merahmati kita semua.
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني .
“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan, menyukai maaf, maka maafkan hamba.”
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ منه عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا
“Ya Allah hamba memohon kepada-Mu semua kebaikan sekarang maupun nanti. Yang hamba ketahui maupun yang tidak. Hamba berlindung kepada-Mu dari semua kejelekan sekarang maupun nanti. Dari apapa yang hamba ketahui maupun yang tidak. Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba-Mu dan nabi-Mu. Dan hamba berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang dilindungi dari hamba dan nabi-Mu. Ya Allah hamba memohon kepada-Mu surga dan yang mendekatkan kepadanya baik ucapan maupun perbuatan. Dan hamba berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan hamba memohon kepada-Mu agar menjadikan semua qadha yang Engkau tentukan baik untuk diriku. Aamiin.
#Demak,08052021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H