"Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup." (al-Jinn:16)
Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata: Pokok istiqomah adalah istiqomah hati di atas tauhid. Ketika hati telah istiqomah maka semua anggota badan juga istiqomah di atas ketaatan kepada-Nya. Karena hati merupakan raja semua anggota badan, dan semua anggota badan merupakan tentara hati. Maka jika raja istiqomah, tentara dan rakyatnya juga istiqomah.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda,
:
"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah semua tubuh, jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwasanya ia adalah hati."(HR. Bukhari Muslim).
Setelah hati, maka perkara terbesar yang juga dijaga isitqomahnya adalah lisan, karena ia merupakan penterjemah hati dan pengungkap (isi) hati. Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam juga mewasiatkan untuk menjaga lisan.
:
"Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, tidak akan masuk surga." (HR Ahmad)
Istiqomah bukanlah suatu perkara yang mudah diraih. Untuk menggapainya, menjalankan mujhadatun-nafs tidak bisa ditawar-tawar lagi. Karena memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian yang selalu istiqomah.
Mujhadatun-nafs adalah proses memaksa, melatih diri dan berjuang sekuat tenaga agar jiwa bisa selalu tunduk dan taat terhadap syariat. Mujhadatun-nafs dapat dilakukan dengan harus memperhatikan hal-hal berikut:
- Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ibrahim: 27)
- Mengkaji Al Qur'an dengan menghayati dan merenungkannya.