Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jadilah Terdepan dalam Kebaikan

30 April 2021   16:50 Diperbarui: 30 April 2021   17:01 2848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah SWT mengingatkan dalam Alquran tentang terbaginya umat Islam ke dalam tiga golongan dalam menyikapi Alquran (QS. Faathir: 32).

"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar."

Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala telah memberikan kepada semua orang beriman, kesiapan untuk beribadah dan berinteraksi dengan Al-Qur'an. Namun, ayat tersebut juga menyiratkan bahwa manusia terbagi dalam tiga golongan dalam menyikapi alqur'an.

Pertama,
golongan dzalimun linafsih, yaitu mereka yang tidak memanfaatkan Al-Qur'an untuk menjadi petunjuk hidupnya, bahkan justru melanggarnya. Mereka kurang memperhatikan pesan-pesan di dalamnya sehingga lebih banyak berbuat salah daripada berbuat baik

Mereka disebut sebagai orang yang mendzalimi diri sendiri. Dikarenakan mereka mengetahui di tangannya sudah ada petunjuk jalan (alqur'an) namun tidak digunakan, bahkan mencari jalan hidup lain yang belum jelas kebenarannya. Maka sesatlah hidupnya.

Kedua, golongan muqtashid, yaitu orang yang sudah beriman kepada Alqur'an, namun baru dapat melaksanakan sebagian isi Alqur'an dan meninggalkan sebagian yang lain. Orang ini masih tidak konsisten dalam memanfaatkan Alqur'an sebagai petunjuk hidupnya, kadang kembali kepada Alqur'an, kadang menjauh.

Mereka banyak mengamalkan Alqur'an dan mencampur amal shalih dengan yang buruk.
Kondisi muqtashid ini sewaktu-waktu dapat berbahaya, karena hanya selangkah lagi menuju kedzaliman.

Ketiga, golongan Sabiqun bil khairat, yakni orang-orang yang beriman kepada Alqur'an, dan telah mengoptimalkan interaksinya bersama Alqur'an. Mereka begitu banyak membaca Alqur'an, sampai-sampai Alqur'an telah tersimpan di dadanya, hafal 30 juz selancar hafalan surat Al-Fatihah. Mereka paham isi Alqur'an sehingga selalu mentadabburi dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.

Jejak Qur'an dalam dirinya terlihat nyata dalam ibadah, akhlak, dan pengorbanannya untuk agama Allah. Mereka mengajarkan Alqur'an kepada umat dan memperjuangkan Alqur'an agar tegak dalam kehidupan nyata.

Mereka senantiasa memanfaatkan Alqur'an sebagai petunjuk hidupnya, baik di waktu siang maupun malam. Namun mereka tetap rendah hati (tawadu') karena sadar, bahwa kemampuan yang ia miliki, semata-mata karena seizin dan karunia Allah yang Maha Agung.

Golongan ketiga inilah golongan ahlul qur'an, golongan terbaik yang juga dianggap sebagai keluarga Allah sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam,

: :

"Sesungguhnya Allah memiliki keluarga di antara manusia. siapakah keluarga Allah itu? tanya seorang sahabat. Mereka adalah Ahlul Qur'an dan orang pilihan Allah." (HR.Ahmad)

Simak penjelasan Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berikut:

"Yang dimaksud ahlul qur'an bukan orang yang sekedar menghafal dan membacanya saja. Ahlul qur'an (sejati) adalah yang mengamalkannya, meskipun ia belum hafal Qur'an. Orang-orang yang mengamalkan Alqur'an; menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta tidak melanggar batasan-batasan yang digariskan Alqur'an, mereka itulah yang dimaksud ahlul qur'an, keluarga Allah serta orang-orang pilihannya Allah. Merekalah hamba Allah yang paling istimewa.

Adapun orang yang hafal Alqur'an, membaguskan bacaan Qur'an nya, membaca setiap hurufnya dengan baik. Namun jika ia menyepelekan batasan-batasan yang digariskan Alqur'an, ia bukan termasuk dari ahlul qur'an. Tidak pula termasuk dari orang-orang khususnya Allah.

Ciri-ciri ahlul qur'an:

1.Selalu bersemangat dalam melaksanakan semua amal shaleh yang telah disyariatkan oleh Allah dan RasulNya.

  1. Tidak menyia-nyiakan kesempatan beramal shaleh, dengan tidak menunda-nundanya.
  2. Mudah tergugah untuk beramal shaleh.
    Apabila ia melihat orang lain beramal shaleh, terketuklah hatinya, timbul perasaan tidak ingin kalah dalam beramal shaleh, maka ia pun tidak menunda-nunda untuk beramal.

Ucapan Sayyidina Umar bin Khathab radhiallahu anhu ini, adalah satu motivasi yang harus selalu hidup dalam jiwa seorang sabiquna bil khairat (ahlul qur'an)

"Jika ada 1000 mujahid, akulah satu di antaranya.
Jika ada 100 mujahid, akulah satu di antaranya
Jika ada 10 mujahid, akulah satu di antaranya.
Jika ada seorang mujahid, akulah yang memikulnya."

Ramadhan sudah melalui dua pertiga bagiannya. Sebentar lagi kita memasuki sepertiga bagian yang akhir. Ada tamu istimewa yang menanti di antara bilangan hari-hari itu. Malam yang nilainya setara dengan 1000 bulan, malam lailatul qodar, hanya orang-orang terpilih yang dapat merasakan kehadirannya.

Maka bersiaplah, agar dapat menjadi bagian dari orang-orang terpilih itu. Bukankah hampir di setiap saat kita melafalkan doa yang diajarkan dalam QS Alfurqon:74,

"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami pendamping-pendamping kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati , dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Lil muttaqiina immama, imam bagi orang-orang yang bertakwa. Imam, berarti yang berada dalam barusan terdepan, yaitu orang-orang yang sabiquna bil khairat, termasuk di dalamnya ahlul qur'an. Semoga Allah perkenankan. Aamiin.

#Demak,30042021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun