Mohon tunggu...
Fatma Safaat
Fatma Safaat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

UMG Sukseskan Acara Muktamar ke-48 Melalui Inovasi Karamba Apung Kerang Hijau

8 Desember 2022   18:46 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:02 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin Penggiling Cangkang Kerang Hijau. Dokpri

Surakarta - Di era digitalisasi 5.0 saat ini kerang hijau merupakan olahan yang sangat jarang diketahui oleh masyarakat. Padahal kerang hijau merupakan kerang yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan. Kerang hijau menurut Wikipedia adalah binatang lunak (moluska) yang hidup di laut, bercangkang dua dan berwarna hijau. 

Kerang hijau merupakan organisme yang termasuk kelas Pelecypoda dan memiliki golongan biota yang bertubuh lunak (mollusca). Jadi Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih seperti mata. Kerang hijau juga memiliki nama-nama lokal antara lain kijing (Jakarta), kemudi kapal (Riau), kedaung (Banten), bia tamako (Maluku Utara).

Indonesia merupakan sebuah negara yang lebih dikenal dengan sebutan negara agraris. Indonesia juga merupakan negara agraris tetapi juga sebuah negara yang memiliki sektor maritim yang sangat luas dan beragam. Selain itu, Indonesia telah menyandang julukan sebagai kedua elemen tersebut yang bukan hanya karena banyaknya lahan pertanian, tapi juga besarnya jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani maupun nelayan. Hal tersebut menyebabkan bukan ketidakmungkinan Indonesia dapat kehilangan julukan tersebut di masa mendatang. Pasalnya, profesi petani sudah banyak ditinggalkan, khususnya oleh kaum muda. 

Mereka lebih memilih untuk bekerja di sektor jasa maupun manufaktur. Hal tersebut sebagaimana terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Proporsi pemuda yang bekerja di sektor pertanian terus menurun dalam satu dekade terakhir. Yaitu : Pada 2011, tercatat ada 29,18% pemuda yang bekerja di sektor ini. Angkanya merosot menjadi sebesar 19,18% pada 2021.

Sebaliknya, proporsi pemuda yang bekerja di sektor jasa tercatat sebesar 55,8% pada tahun lalu. Persentase itu telah naik 9,87% dari tahun 2011 yang sebesar 45,93%. Sementara, proporsi pemuda yang bekerja di sektor manufaktur tercatat sebesar 25,02% pada 2021, tak berubah signifikan sejak 10 tahun lalu. Kendati, persentasenya tetap lebih tinggi dibandingkan pekerja di sektor pertanian. 

Rendahnya minat pemuda bekerja di sektor pertanian pun terlihat dari data jumlah petani berdasarkan kelompok usia. Data BPS pada 2018 menunjukkan, hanya 885.077 petani yang berusia di bawah 25 tahun. Petani yang berusia 25-34 tahun tercatat sebanyak 4,1 juta jiwa.

Kemudian, petani dalam kelompok usia 35-44 tahun sebanyak 8,17 juta jiwa. Kelompok yang mendominasi profesi petani berada di rentang usia 45-54 tahun, yakni 9,19 juta jiwa. Adapun, petani dari kelompok usia 55-64 tahun dan di atas 65 tahun masing-masing sebanyak 6,95 juta jiwa dan 4,19 juta jiwa.

Miniatur Karamba Apung Kerang Hijau UMG. Dokpri
Miniatur Karamba Apung Kerang Hijau UMG. Dokpri

Universitas Muhammadiyah Gresik merupakan universitas yang turut serta dalam acara Muktamar ke-48 yang diselenggarakan pada 17-21 November 2022  di Museum De Tjolomadu melalui pameran Innovation Technology Expo. Inovasi karamba apung kolektor spat kerang hijau juga mengundang UMG dalam wawancara pada hari itu. Dalam wawancara tersebut diperkenalkan teknologi budidaya karamba apung kolektor spat kerang hijau dan teknologi limbah kerang hijau.

Keramba jaring apung adalah salah satu wadah budidaya perairan yang cukup ideal, yang diletakkan di badan air dalam, seperti waduk, danau, dan laut. Keramba jaring apung merupakan salah satu wadah untuk penerapan budidaya perairan sistem intensif. 

Pembuatan karamba apung kolektor spat kerang hijau ini bertujuan untuk  membantu para nelayan atau petambak memperbarui teknologi budidaya kerang hijau yang selama ini dilakukan secara tradisional beralih ke karamba apung yang memiliki banyak keuntungan dan hasil panen dapat lebih banyak.

Menurut Dr. Farikhah, S.Pi., M.Si selaku dosen prodi  Budi Daya Perikanan UMG menjelaskan, Kondisi perairan kita kan banyak yang tidak aman, sementara kerang hijau ini suka memfilter menyaring semua yang ada di dalam air termasuk logam berat. Oleh karena itu, dengan teknologi karamba apung ini kita bisa mengumpulkan benih kerang dan memindahkannya ke pertanian yang aman jauh dari polusi seperti pulau bawean juga ke perairan yang jauh dari Kawasan industri.

Laju pertumbuhan kerang hijau berkisar antara 0,5 – 1,0 cm/bulan sampai dengan ukuran yang siap dikonsumsi  dengan panjang sekitar 6 cm dalam waktu 6 - 7 bulan.

"Sejauh ini di Indonesia belum ada pembudidayaan kerang yang menempel di tempat itu kemudian kalo sudah besar dipanen dengan cara ditarik kemudian dikemas dan di pasarkan," ujarnya.

Keramba jaring apung ini memiliki berbagai manfaat. Dengan adanya karamba tersebut,  para nelayan bisa lebih banyak mendapatkan hasil panennya dibanding karamba bagan tancap yang kurang efektif dan terkesan kuno. Karamba Jaring Tancap merupakan rangkaian kerangka kayu yang ditancapkan ke dasar perairan guna mengikatkan jaring sebagai wadah budidaya. Penggunaan keramba tersebut, walaupun saat ini sudah sangat tertinggal dengan keramba jaring apung tetapi masih sering digunakan masyarakat di lingkungan pedesaan.

“Kedepannya, kami akan menambah panel surya agar pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi energi surya,” jelas Farikhah.

Mesin Penggiling Cangkang Kerang Hijau. Dokpri
Mesin Penggiling Cangkang Kerang Hijau. Dokpri

Kemudian, UMG juga membuat inovasi teknologi limbah yakni mesin penggiling cangkang kerang dengan tujuan agar limbah kerang hijau ini bisa memiliki nilai fungsi dan jual yang bernilai tinggi sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Limbah cangkang digiling kemudian dipisahkan dari yang halus dan yang kasar. lalu, limbah yang kasar masih digiling kembali dan Limbah yang sudah dihaluskan bisa dijadikan sebagai bahan pakan ternak dan bahan pupuk tanaman. Satu kilogram tepung cangkang biasanya dijual 25.000 rupiah,"ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun