Pembuatan karamba apung kolektor spat kerang hijau ini bertujuan untuk membantu para nelayan atau petambak memperbarui teknologi budidaya kerang hijau yang selama ini dilakukan secara tradisional beralih ke karamba apung yang memiliki banyak keuntungan dan hasil panen dapat lebih banyak.
Menurut Dr. Farikhah, S.Pi., M.Si selaku dosen prodi Budi Daya Perikanan UMG menjelaskan, Kondisi perairan kita kan banyak yang tidak aman, sementara kerang hijau ini suka memfilter menyaring semua yang ada di dalam air termasuk logam berat. Oleh karena itu, dengan teknologi karamba apung ini kita bisa mengumpulkan benih kerang dan memindahkannya ke pertanian yang aman jauh dari polusi seperti pulau bawean juga ke perairan yang jauh dari Kawasan industri.
Laju pertumbuhan kerang hijau berkisar antara 0,5 – 1,0 cm/bulan sampai dengan ukuran yang siap dikonsumsi dengan panjang sekitar 6 cm dalam waktu 6 - 7 bulan.
"Sejauh ini di Indonesia belum ada pembudidayaan kerang yang menempel di tempat itu kemudian kalo sudah besar dipanen dengan cara ditarik kemudian dikemas dan di pasarkan," ujarnya.
Keramba jaring apung ini memiliki berbagai manfaat. Dengan adanya karamba tersebut, para nelayan bisa lebih banyak mendapatkan hasil panennya dibanding karamba bagan tancap yang kurang efektif dan terkesan kuno. Karamba Jaring Tancap merupakan rangkaian kerangka kayu yang ditancapkan ke dasar perairan guna mengikatkan jaring sebagai wadah budidaya. Penggunaan keramba tersebut, walaupun saat ini sudah sangat tertinggal dengan keramba jaring apung tetapi masih sering digunakan masyarakat di lingkungan pedesaan.
“Kedepannya, kami akan menambah panel surya agar pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi energi surya,” jelas Farikhah.
Kemudian, UMG juga membuat inovasi teknologi limbah yakni mesin penggiling cangkang kerang dengan tujuan agar limbah kerang hijau ini bisa memiliki nilai fungsi dan jual yang bernilai tinggi sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Limbah cangkang digiling kemudian dipisahkan dari yang halus dan yang kasar. lalu, limbah yang kasar masih digiling kembali dan Limbah yang sudah dihaluskan bisa dijadikan sebagai bahan pakan ternak dan bahan pupuk tanaman. Satu kilogram tepung cangkang biasanya dijual 25.000 rupiah,"ujarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H