Mohon tunggu...
Fatma Puspita
Fatma Puspita Mohon Tunggu... Lainnya - analis kebijakan madya Kemenko Maritim dan Investasi

pegawai kecil

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cruising Indonesia

14 Januari 2018   22:09 Diperbarui: 20 Januari 2018   18:11 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negara kepulauan Indonesia terbentang hampir 5.000 km dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik. Indonesia kaya akan sumber daya alam dan memiliki keragaman budaya. Salah satu yang terindah adalah Bali. Sawah di sepanjang lerengnya, gunung berapinya menyentuh awan dan pantainya, serta seni dan tradisi yang tiada duanya. Kabar baiknya, Indonesia tidak hanya memiliki Bali. Indonesia memiliki Mandalika, Labuan Bajo, Radja Ampat, Bintan, Belitong dan masih banyak lagi.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Garis pantai terpanjang nomor dua di dunia dengan potensi pariwisata bahari yang tak terhingga. Salah satu potensi pariwisata bahari Indonesia yang bisa dikembangkan saat ini adalah wisata kapal pesiar.

Indonesia memiliki banyak lokasi yang cocok dikunjungi kapal pesiar berbagai ukuran. Keterbatasan infrstruktur pelabuhan, sayangnya, menyebabkan hanya sedikit lokasi yang bisa menjadi tempat berlabuh kapal-kapal ini. Pelabuhan Benoa, Bali tengah disiapkan untuk menampung kapal-kapal pesiar ukuran besar. Di sisi lain Bali, ada pelabuhan Celukan Bawang yang juga telah menerima kunjungan kapal-kapal pesiar.

Salah satu paket cruise dari Azamara 8 hari bertolak dari Singapore menuju Benoa, Bali. Rute pesiarnya meliputi sandar ke Semarang, mampir ke Borobudur, Surabaya, Celukan Bawang dan berakhir di Benoa. Selain Azamara, Princess Cruise pernah sandar di Makassar, Sulawesi Selatan. Masih terlalu sedikit dibanding dengan potensi wisata yang ada. Fakta menarik lainnya adalah Indonesia, meskipun sudah memiliki BUMN Pelayaran Nasional, meskipun pariwisata bahari digadang-gadang, ternyata belum memiliki kapal pesiar sekelas kapal cruise.

Pelayaran Rakyat

Baiklah, kita belum memiliki kapal-kapal pesiar besar, tapi bagaimana dengan kapal-kapal tradisional yang bisa dikustomisasi menjadi kapal pesiar cantik nan mewah? Kapal pinisi bisa menjadi salah satu pilihan untuk dikembangkan. Disatu sisi kita menyebutnya pelayaran rakyat, tapi disisi lain kita bisa menyebutnya sebagai potensi wisata luar biasa.

Salah satu kegiatan pelayaran wisata yang paripurna adalah pelayaran dengan kapal pinisi Amandira di Labuan Bajo (Komodo expedition) dan Radja Ampat. Pelayaran ini menggunakan Kapal Pinisi buatan Bulukumba , Sulawesi yang telah dikustomisasi tentunya, dikelola secara eksklusif oleh Aman Group.

Setelah diketahui bahwa Indonesia tidak (belum) memiliki infrastruktur pelabuhan yang memadai, kapal-kapal tradisional yang dikustomisasi inilah yang bisa menjadi alternative wisata bahari. Menariknya, memanfaatkan pelayaran rakyat seperti inipun, belum dikembangkan dengan baik. Belum banyak promosi wisata yang dilakukan. Belum banyak wisatawan yang menikmati.

Kita sering membicarakan potensi. Kita membahas berbagai kemungkinan yang entah kapan akan dieksekusi. Kita membicarakan investasi, kita membicarakan pasar yang sudah ada dan pasar yang terus bertumbuh. Kita membahas paket-paket wisata yang bisa dibuat. Paket perjalanan dari Singapura, sabang, Bangka, Belitong, Riau, Jakarta atau Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali, dan masih banyak lagi. Begitu banyak destinasi, begitu banyak kemungkinan yang bisa diekplorasi.

Pelayaran rakyat masih perlu pembinaan. Standar keselamatan, keamanan berlayar serta kejelasan tarif dan asuransi. Keselamatan perlu menjadi budaya dalam system transportasi kita.  Promosi wisata dengan pelayaran rakyat juga perlu digencarkan. Revitalisasi pelayaran rakyat adalah pengembangan dari pelayaran tradisional, pada rute tradisional yang memang sudah ada, hanya tinggal dikembangkan, dikemas, dipromosikan dan dipasarkan.

Masih panjang jalan untuk mengembangkan wisata cruise di Indonesia. Kita memerlukan pembangunan yang terintegrasi, dari administrasi, infrastruktur, promosi hingga pemasaran. Belum termasuk bisnis pendukung lainnya serta sumber daya manusia tentunya. Saat ini sudah banyak pekerja Indonesia yang bekerja di kapal pesiar asing, suatu saat nanti bisa saja orang Indonesia akan menjadi kapten kapal cruise internasional. Mengapa tidak? Cruising Indonesia pasti bisa diwujudkan, lewat kerja bersama. Kerja sama, agar pengelolaan pariwisata kita bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun