Mohon tunggu...
HAFIDZAH FATMA GARDILLA
HAFIDZAH FATMA GARDILLA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Hafidzah Fatma Gardilla, mahasiswa di Malang, memiliki minat besar dalam kepenulisan dan jurnalistik. Ia gemar mengeksplorasi berbagai topik melalui tulisan, menjadikannya sarana untuk menyampaikan ide dan pendapat. Dengan semangat belajar yang tinggi, Hafidzah terus mengasah keterampilannya dalam merangkai kata dan menyampaikan berita yang informatif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Marwah Perempuan: Kekuatan yang Tak Terlihat

3 Oktober 2024   07:24 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:26 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap perempuan pasti memiliki kisahnya sendiri, dan di balik setiap cerita, ada nilai marwah yang menjadi pegangan. Marwah, yang bisa diartikan sebagai martabat dan harga diri, adalah sesuatu yang tak bisa diukur dengan materi. Seperti sinar matahari yang memberikan kehangatan, marwah ini memberikan kekuatan dan keberanian bagi perempuan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Pentingnya marwah bagi perempuan bagaikan bintang yang bersinar di malam gelap. Ia mengingatkan kita untuk tetap teguh pada prinsip dan nilai-nilai yang diyakini. Dalam dunia yang sering kali dipenuhi tuntutan dan ekspektasi, perempuan harus memiliki pegangan yang kuat. Marwah bukan hanya sekadar konsep; ia adalah fondasi yang membangun karakter dan kepribadian. Dengan memiliki marwah, perempuan belajar untuk menghargai diri sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh pandangan orang lain.

Ketika kita berbicara tentang marwah, ini tak bisa dipisahkan dari sikap dan perilaku. Seperti bunga yang mekar dengan indah, perempuan yang memiliki marwah akan menunjukkan sikap yang elegan dan penuh percaya diri. Dalam setiap interaksi, mereka memperlihatkan nilai-nilai luhur yang membuat mereka dihormati. Marwah mengajarkan untuk bersikap sopan dan menghargai orang lain, meskipun dalam situasi yang sulit. Ini adalah kualitas yang tidak hanya membuat mereka terlihat baik di mata orang lain, tetapi juga memberikan ketenangan dalam diri sendiri.

Pendidikan juga merupakan bagian penting dari marwah. Seperti kapal yang membutuhkan arah, perempuan harus memperlengkapi diri dengan ilmu pengetahuan. Dengan pendidikan yang baik, marwah akan semakin kokoh. Perempuan yang berpendidikan mampu mengambil keputusan yang bijak dan berdiri di atas kaki sendiri. Mereka tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga pengambil keputusan yang berani. Dengan ilmu, marwah bukan hanya menjadi sebuah kata, tetapi diubah menjadi tindakan nyata yang memberi dampak positif.

Namun, perjalanan menjaga marwah tidak selalu mulus. Terkadang, perempuan dihadapkan pada tekanan sosial dan stereotip yang menganggap mereka lemah. Di sinilah kekuatan marwah diuji. Seperti pohon yang berdiri kokoh meski diterpa angin, perempuan harus tetap teguh dan berani melawan stigma yang ada. Dengan menjaga marwah, mereka menunjukkan bahwa kelemahan bukanlah sifat perempuan, melainkan kekuatan untuk bertahan dan melawan ketidakadilan.

Marwah juga berhubungan erat dengan cara perempuan memandang diri sendiri. Dalam dunia yang sering kali menekankan penampilan fisik, penting untuk diingat bahwa marwah sejati berasal dari dalam. Seperti air jernih yang mengalir, marwah haruslah tulus dan tidak dipengaruhi oleh penilaian orang lain. Perempuan harus berani mencintai diri sendiri dan menghargai keunikan yang dimiliki. Dengan mencintai diri, marwah akan bersinar lebih terang dan memancarkan kepercayaan diri yang menawan.

Di era digital saat ini, marwah perempuan juga perlu diadaptasi dengan bijak. Dengan media sosial yang memudahkan berbagi cerita, penting bagi perempuan untuk tetap berhati-hati dalam menampilkan diri. Seperti lukisan yang butuh waktu untuk diselesaikan, gambaran diri yang baik harus dibangun dengan hati-hati. Marwah yang terjaga akan membuat perempuan lebih bijak dalam berinteraksi dan menghindari hal-hal yang merugikan.

Akhirnya, marwah adalah sebuah perjalanan yang berkesinambungan. Ia bukan hanya tujuan, tetapi sebuah proses yang mengajarkan perempuan untuk terus berkembang. Seperti perjalanan sebuah sungai, marwah akan mengalir dan beradaptasi, mengatasi setiap rintangan yang ada. Dengan menjaga marwah, perempuan tidak hanya mengangkat harga diri mereka sendiri, tetapi juga menginspirasi generasi mendatang untuk melakukan hal yang sama. Jadi, mari kita jaga marwah kita dan menjadi cahaya yang memancarkan kebaikan bagi diri sendiri, orang lain, bahkan  bagi dunia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun