"Itu Masnya dari tadi muter nggak nyampek-nyampek, kasihan, Mbak. Mending disuruh udahan aja." Bapak itu benar, Aska masih belum bisa sampai di titik awal dia mulai berjalan memutari beringi kembar. Sekarang dia masih berada di depan salah satu beringin itu dan terlihat sekali bahwa dia kesulitan mencari arah mana yang akan dia ambil untuk melangkah melanjutkan kehendaknya.
"Aska!!!" teriak Aurum memecah ramainya keadaan di sana, "udah buka aja penutup matanya." Gadis ini sudah lelah berdiri dan ingin pulang ke penginapan. Raganya mungkin masih bisa bertahan lebih lama lagi, tetapi jiwanya tidak.Â
Tempat ini dan Aska yang berusaha mengitari beringin kembar membuat jiwanya melemah, teringat pada kisah lalu yang membuatnya takjub. Yang membuatnya mempercayai takdir yang sudah begitu baik. Dan tertampar pula, sebab semua itu telah usai. Cerita pada lembar itu telah menemui akhir. Sudah tamat dan tidak mungkin diputar kembali pada semestanya yang kini.
bersambung ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H