Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia: Krisis Manusia Kritis

16 Maret 2024   05:28 Diperbarui: 16 Maret 2024   05:28 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya apa yang salah dengan negara kita? Siapa yang salah? Sistem? Manusianya? Pemerintahannya? Pemimpinnya? Atau nenek moyang kita? Negara kita adalah BUKTI bahwa butterfly effect is REAL. Semua yang saya disebut diatas adalah pelaku sekaligus korban kapitalisme. Hanya saja memiliki tingkat andil yang berbeda. Namun fakta bahwa MANUSIA adalah pemegang kendali membuat kita harusnya SADAR bahwa negara kita sedang tidak baik-baik saja. Tulisan ini sangatlah sensitif dan mendatangkan kritik dan hujatan. Terutama bagi orang-orang non-kritis (saya tidak akan menyebut bodoh atau sejenisnya, sekalipun kritik, saya tetap ingin mengedepankan attitude dan moral).

Awalnya, saya sangat ingin menyalahkan sistem, yang mana saya juga berada di dalamnya. Berawal dari hal yang mungkin negara kita anggap remeh, yaitu "Profesi Guru". Bahkan saya lihat hampir di semua platform sosial media, semua orang koar-koar. Mengapa?! Mengapa gaji guru tidak lebih tinggi dari tukang sapu taman kota? Saya sangat marah. Tunggu dulu, jangan berpikir hanya guru, bahkan DOSEN... saya tidak habis pikir. Kita dijajah oleh kapitalisme sedemikian rupa, korupsi bobrok yang langgeng dan ditradisikan seperti acara ulang tahun tiap tahun. Saya sampai pada kesimpulan ini semua bermula dari PENDIDIKAN. 

Akarnya ada disini. Semakin pendidikan tidak berkualitas, maka seterusnya, atau bahkan selamanya, negara kita tidak akan pernah menjadi negara maju. Negara maju terletak pada manusianya yang memiliki kemauan kuat untuk membenahi sifat dungu. Kita wajib berpikiran luas dan terbuka terhadap segala hal. Termasuk kecurangan sistem yang diciptakan oleh tangan-tangan nakal yang kita tidak tahu wajah asli mereka (atau mungkin telah mengetahuinya).

Orang kritis di Indonesia seolah harta karun yang harus digali sampai kedalaman lebih dari 50 meter seperti tambang. Mengapa harus sampai seperti ini? Saya berada di titik bahwa semakin KRITIS, kita semakin susah bahagia di negeri wakanda kita. Bahkan pemilu presiden tahun 2024 ini saja saya sudah hilang harapan. Saya tidak menyalahkan pemerintahan era siapapun. Saya cuma sedih, para petinggi itu tidak memperbaiki hal krusial yang memiliki efek nyata pada masyarakat. Bagaimana dengan fungsi menteri pendidikan? Saya tidak akan berkomentar ini, politik bukan ranah saya, tetapi saya cukup menyayangkan secerdas menteri pendidikan saja masih banyak kurangnya dalam membangun pendidikan lebih baik, apalagi yang lain.

SDM rendah adalah bukti paling NYATA bahwa betapa buruknya sistem kita. Sekolah tidak memiliki fasilitas lengkap disetujui, dan akhirnya menjadi ladang korupsi, orang-orang didalamnya awalnya mencaci maki tikus berdasi, lah malah mereka sendiri jadi cacing-cacing yang terangsang uang dan posisi. Kita semua ini sama! Memiliki keinginan untuk menyimpan harta untuk diri sendiri, hanya saja ada yang diberi kesempatan dan ada yang tidak. Ngeri bukan? Kita semua berpotensi menjadi koruptor, kita semua!

Selanjutnya yang tidak kalah bikin saya marah, adalah adat budaya nenek moyang yang menghancurkan generasi kita. Mari saya sebutkan slogan nasional yang kolot nan menghancurkan kita satu persatu.

"Banyak anak banyak rezeki."

"Perempuan ngapain sekolah tinggi-tinggi."

"Nikah dan melahirkan anak yang paling utama."

"Sekolah buat apa? Nggak penting."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun