Apakah membaca memang membuat orang jadi lebih cerdas?
Banyak orang sukses dan berpengaruh memberi wejangan dan nasihat bahwa membaca buku adalah kegiatan yang membuat jadi cerdas. Misalnya Pak Habibie, Bill Gates dan banyak tokoh penting lainnya. Bahkan mereka membuat quotes yang menginspirasi.Â
Namun mengulik di negara tercinta kita Indonesia raya ini, orang yang suka membaca mungkin tidak lebih banyak dari orang yang suka makan seblak. Mengapa begitu? Saya sudah pernah menjawabnya di sini.
Kita akan membahas apakah membaca memang seluar biasa itu hingga bisa membuat orang jadi cerdas seperti tokoh-tokoh penting di atas. Namun ada yang perlu kita pahami bahwa membaca bukanlah sebuah aksi dan hanya hobi di waktu luang jika tidak diterapkan.Â
Buku bacaan yang beragam mengembangkan kepribadian seiring berjalannya usia. Membaca menjadi salah satu proses penting yang membantu kita makin follow up dalam meniti pengalaman per pengalaman yang dilalui dalam hidup.
Jadi mudahnya, membaca merupakan keuntungan jangka panjang, bukan jangka pendek seperti makan seblak yang enaknya cuma di lidah, sehabis ditelan rasanya hilang. Melainkan seperti jamu herbal dengan khasiat jangka panjang jika diminum terus menerus.
Apa yang dibaca, membuat berpikir. Apa yang dipikirkan membuat bernalar (reasoning), ini disebut critical thinking. Efek jangka panjang dari membaca membuat kita jadi mudah berpikir kritis dan cepat sadar dengan keadaan. Saya punya opini kalau critical thinking itu bukan keahlian, tapi habit. Habit yang dipelihara dan diasah terus menerus, dan membaca adalah salah satu alat untuk mengasahnya.
Jadi pertanyaan dalam artikel ini, saya dengan percaya diri menjawab "iya". Membaca membuat orang jadi orang cerdas. Coba kamu cari, orang sukses mana di dunia ini yang tidak hobi membaca? Bahkan psikopat pun membaca buku lho. Karena mereka tahu cara mendapatkan informasi penting dengan cepat dan jelas tanpa tengok kanan kiri. Informasi dari buku tidak bisa diingat semua, tapi saat dibutuhkan, akan muncul pop up tiba-tiba. Itu adalah hasil dari critical thinking selama membaca.
Jadi ada hubungan seperti siklus yang berputar dalam proses membaca menjadi cerdas. Perhatikan skema berikut.
READING (EXPERIENCE+PERSONALITY) > REASONING > CRITICAL THINKING > ACTION
Aksi adalah hasil terakhir dari proses paling awal yaitu membaca. Namun jangan salah sangka, pengalaman dan kepribadian juga menjadi salah satu faktor penentu di sini. Apakah kamu pernah bertanya-tanya kira-kira dari mana awal mula pak Habibie ingin membuat pesawat? Saya yakin beliau telah membaca terlalu banyak buku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H