Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilema Jual Buku ke Tukang Rongsok

25 Mei 2023   15:43 Diperbarui: 25 Mei 2023   16:06 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haduh pokoknya serba dilema, apakah kalian juga begitu? Apakah kalian pernah merasakannya?

Kalau siswa sekarang mungkin banyak materi yang di share via e-book, pdf atau word. Buku catatan masih ada tapi tidak banyak kayak dahulu. Apalagi di sekolah favorit, hampir tidak ada buku kecuali di perpustakaan saja. Menulis pakainya tablet, tes pakainya komputer, jadi penggunaan kertas sudah terbatas, hanya pada dokumen penting dan sangat perlu saja. Bentuk dari kemajuan teknologi yang hemat dan ringkas.

Lalu beberapa bulan yang lalu, ibuk saya lagi-lagi bertanya akan menjual buku adik saya. Karena saya sudah gak sekolah, dan buku kuliah saya juga gak banyak. Belia bertanya pada saya dan adik saya. Lagi-lagi jawaban saya dilema, seperti ngambang, antara iya atau tidak. Kemudian ibuk saya berkata sesuatu yang mengubah pandangan saya. Belia berkata,

"Ilmu kan sudah kamu serap. Kamu jadi punya pola pikir pinter kayak gini karena bantuan buku-buku itu kan? Berarti ilmunya sudah masuk otak, kenapa masih merasa bersalah menjualnya?"

Saya juga mendengar bahwa buku-buku yang dijual sekarang tidak diedarkan kembali dan akan masuk pabrik kertas untuk diuraikan kembali, di daur ulang. Maksudnya sudah gak dijadikan bungkus makanan. Saya agak lega mendengarnya, mungkin dilema menjual buku ke tukang rongsok sekarang sudah tidak perlu lagi. Daripada masih disimpan dan membuat ilmu jadi kotor dalam gudang gelap, kan?

Meskipun dalam hati masih berat, saya akhirnya membiasakan diri untuk menjual buku yang tidak terpakai. Biasanya paling banyak memang buku tulis. Karena buku paket dikembalikan ke perpustakaan dan buku yang dibeli bisa disumbangkan ke tempat yang membutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun