Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilema Jual Buku ke Tukang Rongsok

25 Mei 2023   15:43 Diperbarui: 25 Mei 2023   16:06 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kamu pernah jual buku-buku sekolah ke tukang rongsok?

Kalau anak-anak dari keluarga menengah ke bawah biasanya, buku sekolah yang sudah tidak terpakai akan dijual ke tukang rongsok. Kalau dari golongan orang kaya, saya tidak tahu, hehe.

saya dari kecil hingga sekarang selalu merasa tidak rela kalau buku sekolah harus dijual, tetapi juga sudah tidak ada tempat juga di dalam rumah. Kalaupun taruh di gudang atau ruang belakang, pasti nanti juga digigitin tikus, atau berakhir berdebu dan nyampah. Sehingga ibu-ibu biasanya menjual buku anaknya yang sudah lulus sekolah ke tukang rongsok yang lewat. Ibu saya termasuk nih, tetapi biasanya ibu saya tanya dulu.

"Itu mau disortir lagi yang penting? Kalau sudah gak ada, mau Ibu jual."

"Aduh, Buk. Nanti aja dulu jualnya. Baru lulus dari SD, bisa aja kepake di SMP nanti."

Nah selesai SMP, mau dijual lagi, alasannya sama. Kali aja masih kepakai di SMA nanti. Masa saya sekolah, penggunaan gadget masih belum marak, apalagi sampai digunakan pada pembelajaran di kelas. Jadi semua pakai buku, ada buku tulis catatan, buku tugas, buku LKS, buku paket yang besar dan tebal itu. Uh sebel pokoknya kalau bawa, biasanya pada ditinggal di laci.

Tetapi karena pada tahun 2013, terjadi banjir besar, semua buku saya dari TK sampai SMP dan buku kakak saya dari SD sampai SMA hilang ludes des. Benar-benar habis disapu banjir. Ibu saya bilang menyesal karena gak dijual. Kalau dijual pasti dapat banyak. Akhirnya setelah saya lulus SMA, semua buku saya relakan untuk dijual. Punya adik saja juga.

Ada perasaan dilema kalau mau berpisah dengan buku-buku sekolah. Karena saya tipe yang suka membaca, menggambar dan juga suka belajar meskipun cuma di beberapa mata pelajaran saja. Rasanya berat sekali menjual buku-buku itu. Buku catatan yang saya buat rapi, buku gambar yang saya buat dengan sepenuh hati. Saya sering buat gambar-gambar karakter favorit di buku tulis. Buku catatan saya juga tergolong bagus meskipun yang bisa baca cuma saya, haha.

Kadang saya berpikir, "Apakah tidak apa-apa menjual buku-buku yang didalamnya ada ilmu yang sudah mencerdaskan saya?"

Atau, "Apakah tidak apa-apa merelakan buku-buku yang mengandung ilmu dibuat bungkus nasi padang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun