Kenapa stasiun TV masih mempertahankan sinetron?
Saya dulu penasaran sekali kok masih ada sinetron ya? Maksud luas saya adalah mengapa sinetron tidak memperbaiki kualitasnya dan bisa-bisanya kok masih tayang? Dan kok ya masih ada yang nonton?
Mungkin alasan ini sudah hampir diketahui semua orang. Alasan terbesarnya tentu adalah rating. Namun adakah alasan lain?
Saya sering menemui di sosial media banyak yang mengatakan nonton sinetron itu bodoh. Dan yang berpendapat adalah anak muda. Tetapi akhir-akhir ini saya menyadari sesuatu saat mama saya nonton sinetron, padahal gak ditonton. Cuma untuk menemani waktunya saat lagi lipat-lipat baju.
Saya sendiri juga tidak suka sinetron tapi coba pikir lagi. Anak muda bilang kalau nonton sinetron itu bodoh, padahal di rumah mama nya nonton sinetron. Apa tidak kualat?
Jadi, saya memiliki opini bahwa sinetron itu bukan untuk anak muda, tetapi marketnya adalah ibu-ibu. Lah wong sinetron pasarnya bukan anak seumuranmu kok, ya wajar kalau kamu gak suka. Tapi nanti kalo udah jadi ibu-ibu dan bapak-bapak, tontonanmu berubah jadi sinetron, kapok kamu.
Kalau anak muda menonton sinetron, itu bonus buat chanel-nya. Mudahnya begini, toko daster targetnya pasti ibu-ibu, tapi kalo ada anak remaja yang datang terus niat beli, ya masak mau diusir?
Selain itu distribusinya bukan cuma di Indonesia tetapi juga di luar negeri, seperti Malaysia, Filipina, Thailand dan negara asia lainnya. Bahkan di negara tetangga pun ratingnya juga tinggi. Selain itu kalau dicari tahu lagi, sebenarnya ada sinetron yang tokohnya muda-mudi, namun rating-nya tidak lebih tinggi dari yang sinetron drama keluarga. Karena anak muda tidak nonton tv, mereka tidak sering menghabiskan waktu duduk diam nonton tv. Tetapi lebih memilih tiktok twitter dan sosial media di ponsel. Jadi siapa lagi yang didepan tv kalau bukan ibu ibu?
Hanya saja sangat disayangkan kalau tidak ada yang bisa didapat selain story yang mbulet-mbulet dan ruwet dari sebuah sinetron. Kalau menurut saya genre-nya yang perlu di upgrade.Â
Family tentu malah bagus, tapi bukan yang seputar selingkuh doang, menikah, dan sebangsanya. SAYA BERHARAP SINETRON BERHENTI AMBIL GENRE SELINGKUH. Lebih bagus kalau bahas mimpi, bahas cita-cita, bahas keluarga dan bahas hal-hal yang sifatnya future-oriented. Jadi meskipun yang nonton ibu-ibu mereka jadi punya ilmu. Misalnya PARENTING.Â