Psikologi kontemporer serasa membuat orang tambah sakit dengan cara estetik. Mohon maaf ini hanya opini pribadi. Namun munculnya istilah-istilah yang diklaim katanya berdasarkan disiplin ilmu psikologi, kini menjadi sangat marak dimana-mana. Bahkan kita tidak tahu apakah itu benar dikaji atau tidak. Analoginya, sesuatu yang diberi nama, akan menempel pada kita, contohnya adalah hewan peliharaan.
Yang sebelumnya tidak ada, jadi ada. Padahal keberadaannya belum pasti bisa menyembuhkan. Meskipun kadang dengan mengetahui dan sadar, kita jadi lebih peduli. Namun bukan berarti hal itu membuat kondisi tersebut hilang. Jika kamu searching, tentu ada banyak sekali istilah-istilah baru. Saya tidak akan memberikan contoh, karena khawatir akan melukai beberapa pihak.
Istilah psikologi kontemporer baru-baru ini sangat banyak sekali. Hampir setiap kondisi normal yang dirasakan seseorang ada namanya. Padahal itu normal lho, bukan gangguan atau penyakit.Â
Namun dengan adanya penamaannya, jadi membuat kepikiran. Kita jadi mencari solusi untuk mengatasinya seolah-olah itu adalah sebuah kondisi unstable yang harus ditangani. Kondisi psikis normal seharusnya diterima bukan dibikin panik. Kita sendiri yang membuatnya jadi hal yang serius, padahal tidak.
Ini hanya sekedar opini. Menurut saya jangan terlalu terkecoh dengan istilah psikologi kontemporer yang beredaran. Jadikan saja hal untuk menambah ilmu dan belajar. Hindari berpikiran serius mengenai istilah-istilah itu, apalagi sampai mempengaruhi aktivitas keseharian. Itu bukan gangguan, bukan penyakit. Itu hanyalah kondisi alamiah psikis manusia yang wajar dan normal. Membuatnya jadi serius, malah akan memperburuk psikis kamu sendiri.
Sekian dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H