Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Perusahaan Bodong di Mana-mana, Waspadalah!

27 Desember 2022   10:49 Diperbarui: 27 Desember 2022   11:04 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para fresh graduate atau jobseeker, pasti mengetahui mengenai perusahaan bodong yang seliweran di internet. Bukan cuma di situs dan aplikasi tidak populer, di platform terkenal pun mereka bisa menyisipkan lamaran dan poster-poster palsu. 

Dengan kedok nama PT palsu, lokasi palsu, nama HR palsu, nomor kontak palsu, semuanya palsu. Ada yang minta transferan uang ada juga yang tidak. Yang tidak meminta uang ini biasanya mereka meminta CV, dan identitas di dalamnya akan disalahgunakan.

Saya ingin bercerita sedikit mengenai pengalaman saya pada tahun 2021 akhir. Saat itu saya belum lulus dan masih dalam tahap mengerjakan skripsi, jadi saya niatnya mencari pekerjaan terlebih dahulu agar nanti tidak kalap setelah lulus. 

Saya apply di hampir semua platform pekerja, yang populer sampai yang tidak populer. Saat itu saya masih tidak tahu apa-apa kalau ternyata ada sejenis penipuan semacam ini.

Saya apply sekali dan langsung keterima, saya diminta datang ke lokasi kantor yang jauh sekali. Padahal HR-nya bilang kalau proses perekrutan dari daerah masing-masing, namun sehari lagi lokasinya beda dan malah tambah lebih jauh lagi. Jadi saya agak jengkel. Dan karena kejengkelan itu saya jadi kepikiran untuk mencari lokasi aslinya itu dimana, kok bisa beda-beda. Dan saya search di google malah yang keluar perusahaan bodong, saya sempat lihat ada diskusi di platform Kas*kus, ada yang membagikan list perusahaan bodong. Mata saya yang awalnya buta untuk segera cari pekerjaan ini pun akhirnya sadar.

Lalu beberapa hari setelahnya, karena tadinya saya sudah terlanjur lamar dimana-mana, saya dapat chat wa sampai beruntun dari berbagai PT. Namun menurut saya mereka sangat bodoh karena mengira saya bodoh. Saya tidak lagi bernafsu untuk segera dapat pekerjaan, karena jika sampai lalai dan terlena, semua jenis pesan teks tersebut akan saya tanggapi. Saya sekarang lebih cerdas dan berhati-hati.

Saya sebut bodoh karena pernah ada satu yang mengirim pesan begini "Sekalian bawa banyak teman ya mbak."

Eh loh? Saya yang susah susah cari lowongan kenapa saya harus bawa orang juga? Saya langsung sadar kalau itu bodong. Lah perekrutan aja gak semudah membalik telapak, ini saya malah disuruh cari pekerja yang akan kerja bareng saya. Seriusan? Bodoh banget. Atau yang mengirim pesan begini "tidak usah tes, mbak langsung keterima" Ini perusahaan lho, bukan warung. Saya langsung mencari kontak, lokasi, nama HR di google dan muncul banyak banget diskusi online yang sama, yaitu perusahaan bodong.

Jika dimintai uang, langsung blokir, kalau dimintai CV, cari dulu ini penipuan apa nggak. Apalagi proses wawancara sampai di luar kota, padahal di requirements tercantum dibutuhkan dari kota tempat saya tinggal. Akhirnya pada pertengahan 2022 saya dapat pekerjaan dari salah satu platform ternama di dekat tempat tinggal saya.

Setelah lebih setengah tahun cari sana-sini akhirnya saya dapat satu dan kebetulan letaknya tidak jauh dari kampus. Sebelumnya saya sudah pernah ikut 3 dosen bekerja, sebelum sidang skripsi, jadi ada beberapa pengalaman. Saya sangat bersyukur sekali.

Saya cuma membagikan pengalaman dalam menghadapi perusahaan bodong. Kalau kita sudah gelap mata akan pekerjaan, logika akan sulit digunakan. Jadi cerdaslah dalam memilih, lamar sebanyak-banyaknya, namun tetaplah berhati-hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun