Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hobi Menulis, Memangnya Mau Jadi Apa?

29 Juli 2022   02:17 Diperbarui: 29 Juli 2022   02:30 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Digitalisasi, alat elektronik, sosial media, dan pertumbuhan peradaban dunia. Menulis bukan lagi untuk hobi, menulis adalah profesi. Dan kini berkaitan erat dengan ekonomi dan finansial. 

Penulis buku/ebook, penulis website, penulis lepas, penulis kontrak, penulis hantu, penulis novel online, penulis inhouse, penulis akademik dan penulis-penulis profesional lainnya, mereka memperbaiki kondisi finansial mereka dari menulis. 

Dulu mungkin sudah berkembang namun banyak orang yang tidak tahu dan meremehkan. Namun sekarang lihat, lowongan pekerjaan content writer dimana-mana. 

Perusahaan banyak membutuhkan jasa menulis dan berani membayar mahal untuk para penulis profesional, orang-orang yang mencintai dunia fiksi berlomba di platform novel online dan meraup jutaan rupiah bahkan jutaan dollar, orang-orang berlomba membuat tulisan yang berkualitas untuk menggaet masa dan kepentingan tertentu, ada juga blogger dan penulis website yang mendapat untung puluhan juta dari orang-orang yang berlangganan website mereka tiap tahun.

Saat orang-orang meremehkan suatu bidang yang tidak ditekuni banyak orang, saat itulah segelintir orang cerdas dengan serius belajar dan menaikkan profesionalitas mereka di bidang itu. Aneh bukan? Kebalikan dari orang pada umumnya bukan? Karena mereka berpikir kritis, seolah melihat setitik peluang dan kesempatan besar yang dilewatkan semua orang, hingga mereka sampai di suatu kesimpulan:

"Apa yang tidak dipelajari orang lain namun saya pelajari sungguh-sungguh, berarti saya adalah satu-satunya maestro di sini."

Keren? Ya tentu saja keren, bagi saya. Ini baru dari segi finansial lho, belum dari segi yang lain, seperti dari segi kecerdasan, segi psikologi, dan lainnya. Bahkan saya pernah mendengar, hampir semua orang yang sukses memiliki kebiasaan menulis sejak dini, entah itu cuma menulis jurnal harian atau curahan hati di buku diari.

Jadi bukan kesalahan orang-orang juga kalau mereka menertawakan kita yang hobi menulis di masa lampau. Ya karena memang adanya seperti itu, itu semacam tantangan dan cobaan, seolah-olah muncul pertanyaan besar di kepalamu "Apakah saya harus lanjut menulis? Atau saya berhenti saja seperti yang dikatakan orang-orang?"

Dan bagi kamu serta siapapun yang tidak berhenti menulis, entah untuk menyalurkan hobi, untuk profesi, atau hanya untuk memuaskan diri sendiri, tetaplah menulis, jangan pernah berhenti. Seperti kutipan terkenal:

"Menulis bekerja untuk keabadian." -Pramoedya Ananta Toer
"Penulis tidak dilahirkan tetapi diciptakan." -Bambang Trimansyah
"Menulis adalah satu-satunya profesi dimana tidak akan ada yang menganggap anda konyol jika anda memperoleh uang." -Jules Renard

Ada juga satu kutipan favorit saya:
"Menulis itu seperti seks. Pertama kamu melakukannya demi cinta, lalu kamu melakukannya demi temanmu, dan kamu lalu melakukannya demi uang." -Virginia Woolf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun