Unggah-ungguh bisa disebut sebagai gesture, ekspresi wajah dan intonasi berbicara. Unggah-ungguh yang menghargai, lebih baik dari pada menggunakan krama inggil namun hanya untuk merendahkan lawan bicara.
Di sini saya tidak mengajak untuk menggunakan basa ngoko, namun menjelaskan bahwa tidak semua basa ngoko yang digunakan pada orang tua itu selalu buruk. Dan memang lebih bagus jika berkomunikasi kepada orang tua menggunakan bahasa yang sopannya tingkat tinggi. Maka dari itu belajarlah krama inggil, anak muda zaman sekarang sangat minim pengetahuan mengenai krama inggil.Â
Saya sendiri, jujur lebih nyaman menggunakan bahasa inggris dari pada krama inggil (huhu maafkan saya) namun saya tidak berhenti belajar untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi menggunakan krama inggil. Karena bagi orang Jawa sendiri, krama inggil itu susah, biasanya cuma orang-orang sepuh yang paham. Orang keraton berkomunikasi dengan krama inggil yang sangat tinggi bahkan yang berbicara ngoko perlu terjemah. Menurut saya, Bahasa Indonesia lebih mudah dari pada krama inggil.
Namun coba bayangkan anda berbicara dengan krama inggil ditambah unggah-ungguh yang baik. Wow! Saya pikir anda pasti jadi maestro dalam berkomunikasi.
Sekian, terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H