Lagu dan musik mungkin menjadi salah satu euforia bagi manusia di sepanjang abad. Mempengaruhi manusia secara afektif, menggerakkan emosional seseorang melalui lagu dengan melodi dan lirik yang menyentuh.
Tidak hanya itu, lagu bahkan mampu menyebarkan rumor, entah fakta atau hoax namun terbukti efektif mempengaruhi orang banyak. Contohnya saja lagu Tinggal Kenangan milik Geby, lagu itu disebut lagu hantu di daerah saya dahulu.Â
Entah bagaimana asal-usulnya  tiba-tiba membuatnya jadi populer. Katanya siapapun yang mendengarkan lagu itu akan dihampiri oleh arwahnya Geby, yang konon sudah meninggal karena bunuh diri. Kemudian ada melodi Fur Elise yang diciptakan oleh Ludwig van Beethoven.Â
Kira-kira rumor apa yang populer di daerah Anda ketika melodi ini diputar? Horor bukan?Â
Gara-gara itu, kita ketika mendengarnya malah teringat pada rumor-rumor yang tersebar luas, bukan esensi dari melodi itu sendiri, sangat disayangkan.Â
Padahal dalam bahasa Inggris, Fur Elise memiliki arti untuk Elise, yang kemungkinan besar lagu ini adalah lagu romantis yang dikhususkan untuk orang spesial. Kita bahkan bisa merasakan betapa tajamnya melodi ini di ingatan kita. Namun itulah kekuatan lagu, apa yang terbawa di dalamnya, itulah yang kita ingat.Â
Lagu Geby adalah lagu horor. Maka seterusnya akan jadi lagu horor. Coba Anda cari di google, apa makna melodi Fur Elise, untuk siapa itu dibuat dan siapa itu Elise, jika mendapat pengertian mungkin Anda akan memiliki insight yang berbeda setelah mendengarkannya lagi.
Jujur saja saya tidak hanya mendengarkan lagu lokal. Lagu-lagu favorit saya, yang tidak bosan bahkan kalau seratus kali saya putar sehari, di antaranya adalah Back to December milik Taylor Swift, Pied Piper milik BTS, Aki no Shita de milik Aqua Timez, Heartache milik One Ok Rock dan yang paling saya sukai adalah Menunggumu milik Peterpan.Â
Saya cenderung tidak terlalu mengikuti lagu trend atau lagu populer, tapi lebih ke lagu-lagu milik penyanyi dan band favorit saya. Misalnya lagu tren di Tik Tok, saya tidak tahu menahu, toh saya tidak punya app-nya hehe.Â
Dan dari semua lagu yang saya sebutkan tadi, tidak hanya menyukai lagu-lagunya saja, saya juga menyukai penyanyinya. Jadi jika penyanyi tersebut merilis lagu, kemungkinan besar saya ingin mendengarkannya segera, entah lagunya akan jadi tren atau tidak.
Bukan hanya lagu yang mempengaruhi kita, namun juga yang membawakan lagu tersebut serta suasana yang terjadi ketika lagu itu diputar. Mudah saja contohnya, jika Anda siswa atau mahasiswa, Anda akan menemukan lagu Kemesraan milik Iwan Fals sering diputar di acara-acara tertentu.Â
Di mana atmosfer yang terjadi pada saat lagu itu diputar adalah ketika suasana kenyamanan, kehangatan, kebersamaan yang mana semua itu hanya akan jadi kenangan suatu hari nanti.Â
Ada rasa senang, sedih, bahagia, otak kita seperti nge-fly, seperti terbang hingga ke awan, menikmati masa-masa yang sesungguhnya singkat itu.
Musik memberikan ruang spesial di otak kita. Banyak penelitian menunjukkan bahwa musik mampu membantu meningkatkan kecerdasan kognitif seseorang, membantu kerja otak lebih efektif, kreatif dan meningkatkan konsentrasi.Â
Tahukah kamu bahwa melodi dalam musik yang kita sukai kemungkinan besar bisa selalu teringat dalam otak kita.Â
Menurut saya, ini merupakan cara otak kita menyimpan hal hal yang kita sukai dalam memori.Â
Anda pasti pernah mendengar sebuah melodi atau nada yang sangat singkat, kemudian Anda tiba-tiba teringat bahwa pernah mendengar ini sebelumnya, itu karena manusia bisa menyimpan ratusan melodi dalam otak.Â
Melodi yang sudah terekam kadang Anda ingat kembali ketika Anda mendengarnya lagi, meskipun lupa bagaimana, dimana atau mengapa.
Saya punya pengalaman seperti ini, saya akhir akhir ini sering mendengarkan BTS, boyband grup yang terkenal di seluruh dunia dan ada beberapa video klip atau music video yang sering saya cari di YouTube.Â
Kemudian saya mendengar ada melodi yang tidak asing, lebih tepatnya di music video atau MV pada lagu Euphoria dan dalam video panjang seperti drama yang berjudul On Stage: Prologue.Â
Mohon maaf sebelumnya saya tidak promosi atau apa, tapi video video musik mereka (BTS) memang bagus bagus seolah bercerita dan memberi pesan tentang kehidupan.Â
Saya tidak membaca teori teori fans yang beredar tapi saya yakin dengan munculnya teori teori itu cukup membuktikan bahwa Music Video yang diulas memang bagus dan berkesan, terutama melodi yang sempat disisipkan sangat singkat di dalamnya.
Ketika saya menonton saya merasa tidak asing dengan secuil melodi yang ada di sana, saya ingat ingat sampai pusing karena saking inginnya tahu saya pernah mendengar itu dimana. Padahal saya baru menonton videonya kali itu jadi aneh seperti deja vu, seolah pernah mengalaminya.Â
Dan ternyata, ini cukup menggelikan sih, selang beberapa tahun saya baru ingat haduh lemot sekali otak saya.
Ternyata itu adalah melodi yang sama di mainan piano saya saat saya masih kelas 2 esde. Aneh nan unik sekali bukan? Bagaimana bisa?Â
Pantas saja saya sangat tidak asing mendengarnya. Dan ternyata judul melodi itu adalah 'Clair de Lune' ciptaan dari salah satu pianis terkenal dunia Claude Debussy.Â
Setelah itu saya mencoba mencarinya di YouTube, hehe dan malah jadi kecanduan untuk mendengarkan long versionnya.
Tentu saja ini adalah pengalaman yang unik menurut saya, dan ini tidak terjadi dua kali namun  sering kali, karena dulu saya sangat suka terhadap piano, jadi lumayan banyak yang saya ingat hanya saja tidak ingat siapa penciptanya apalagi judulnya, karena memang tidak menekuni di bidang musik.
Saya juga menyukai Beethoven dan Chopin. Chopin Nocturne op.9 no.2 sangat sangat sering saya dengar namun tidak mengetahui judulnya atau komposernya.Â
Saya yakin Anda juga pernah mendengarnya. Musik klasik memang memiliki keistimewaan tersendiri bagi sebagian orang yang menyukainya.Â
Banyak penelitian menyebutkan bahwa memperdengarkan musik klasik membuat bayi dalam kandungan lebih tenang, cerdas dan merangsang kemampuan kognitifnya.Â
Meskipun banyak orang yang kontra, namun saya salah satu dari mereka yang pro, alasan saya sederhana. Musik yang tenang (tidak hanya musik klasik) mampu membuat orang dewasa tenang dan bersantai, apalagi seorang bayi atau anak kecil yang belum bisa memprosesnya.Â
Alunan musik yang santai masuk sebagai stimulan dan menenangkannya. Itulah kenapa bayi diperdengarkan adzan ketika lahir (jika seorang muslim), di samping dilihat dari segi agama, dari segi psikologi dan sains ini merupakan hal yang bagus, karena untuk pertama kalinya sang bayi lahir ke dunia mereka mendengar lantunan yang indah dan menyejukkan hati.
Ada juga kondisi yang namanya 'Earworm' yaitu kondisi ketika sebuah lagu terus terekam dalam pikiran kita, menurut studi psikologi yang dilakukan Kellaris pada konferensi Consumer Psychology, 97-99 % orang di dunia ini mengalaminya.Â
Hal ini sangat normal. Lagu yang terus terngiang ini berputar dalam otak bahkan saat kita tidak sedang berusaha mengingatnya sekalipun seolah mp3 yang otomatis termainkan dalam pikiran. Memang ada jenis musik atau lagu yang seperti itu, yang adiktif dan terus terngiang dalam pikiran.Â
Menurut peneliti dari University of Cincinnati, hal ini dikarenakan beberapa lagu memang dapat merangsang otak bereaksi tidak normal dan sifat abnormal ini menangkap perhatian otak sehingga terus beruang ulang di pikiran.
Menurut saya pribadi contoh yang paling sering kita temui adalah lagu dalam iklan, iya Anda tidak salah baca, IKLAN.
Banyak iklan di televisi menggunakan lagu sebagai perantaranya, ini karena sederhana sehingga mudah diingat, dan tentunya kita tidak mungkin hanya melihatnya sekali.Â
Saya sendiri pernah terngiang lagu "Ini teh kantong bunda sari murni yang rasanya enak sekali" atau lagu partai yang sangat populer "Marilah seluruh rakyat indonesia...dst", Anda pasti tahu kelanjutannya, padahal tentunya kita tidak menghafalnya.
Saya belajar sembari mendengarkan musik, bekerja, membaca buku dan juga bersantai. Lagu yang nyaman, tenang terkadang membantu kita berkontemplasi, merefleksikan diri dalam bentuk butiran butiran debu di langit, melayang dan hinggap di atmosfer mana saja.Â
Saya mengagumi lagu lagu indah milik BTS, saya rasa memang tidak ada yang bisa mengalahkan musik klasik.Â
Beberapa teman saya yang menyukai musik klasik, mereka cerdas di atas rata rata. Â Dan saya kira itu bukan hoax semata bahwa mendengarkan musik atau melodi yang kita suka membuat otak seseorang bekerja secara afektif, efektif dan menjadi sebagai stimulan terbaik untuk melakukan banyak hal.
Jujur saja ketika saya menulis ini, saya tengah mendengarkan lantunan lagu berjudul Butterfly milik BTS dan membuat saya nyaman dan enjoy ketika menulis, membuat good mood, good vibe dan good atmosphere.
This is the power of music, the power of song and the power of human brain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H