Mohon tunggu...
Fatma AzahraHapsari
Fatma AzahraHapsari Mohon Tunggu... Administrasi - Junior Specialist, SAP PP (Production Planning)

Lulusan S1 Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perspektif Gen Z: Generasi Cerdas dengan Wawasan Luas Tapi Minim Attitude?

16 Juli 2024   08:29 Diperbarui: 16 Juli 2024   08:31 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Z, atau yang sering disebut Gen Z, mencakup mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012. Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, mereka memiliki akses ke informasi yang tidak terbatas. Ini membuat mereka menjadi generasi yang cerdas dengan wawasan yang luas. Namun, ada pandangan yang berkembang di masyarakat bahwa Gen Z cenderung minim attitude atau kurang dalam hal sopan santun dan etika. Artikel ini akan mengeksplorasi pandangan tersebut dan melihat apakah stereotip ini memang mencerminkan realitas.

Kecerdasan dan Wawasan Luas Gen Z

Tidak dapat dipungkiri bahwa Gen Z memiliki akses ke berbagai informasi melalui internet dan media sosial. Mereka tumbuh dengan teknologi di tangan mereka, yang memberi mereka keunggulan dalam hal pengetahuan dan kemampuan untuk belajar secara mandiri. Hal ini terlihat dari kemampuan mereka dalam memahami isu-isu global, teknologi, serta tren terbaru dalam berbagai bidang.

Contoh Kecerdasan Gen Z

  1. Inovasi Teknologi: Banyak anggota Gen Z yang terlibat dalam pengembangan aplikasi dan teknologi baru. Mereka tidak hanya sebagai pengguna tetapi juga sebagai pencipta. Misalnya, banyak startup yang didirikan oleh para pemuda Gen Z.

  2. Keterlibatan Sosial: Gen Z sangat peduli dengan isu-isu sosial seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan hak-hak minoritas. Mereka sering menggunakan media sosial untuk mengadvokasi perubahan dan mengumpulkan dukungan.

  3. Pendidikan: Dengan akses ke kursus online dan sumber belajar gratis, banyak anggota Gen Z yang mengembangkan keterampilan dan pengetahuan di luar kurikulum sekolah. Mereka sering mengikuti kursus dari platform seperti Coursera, Udemy, dan Khan Academy.

Persepsi Minim Attitude

Di sisi lain, ada persepsi yang berkembang bahwa Gen Z minim dalam hal attitude atau sopan santun. Beberapa poin yang sering dikemukakan termasuk:

  1. Komunikasi Digital: Kebiasaan berkomunikasi melalui pesan teks dan media sosial dianggap mengurangi kemampuan mereka untuk berinteraksi secara langsung dengan sopan santun yang diharapkan.

  2. Kemandirian Ekstrim: Gen Z cenderung sangat mandiri dan percaya diri dalam mengakses dan menganalisis informasi. Namun, hal ini kadang-kadang diterjemahkan sebagai kurangnya rasa hormat terhadap otoritas atau pengalaman orang yang lebih tua.

  3. Gaya Hidup Cepat: Gaya hidup yang serba cepat dan multitasking dapat membuat mereka terlihat kurang sabar dan kurang menghargai proses yang lebih lambat dan mendalam.

Penyebab Persepsi Ini

  • Perubahan Nilai Sosial: Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh generasi sebelumnya mungkin berbeda dengan apa yang dianggap penting oleh Gen Z. Misalnya, ketimbang formalitas dan hierarki, Gen Z mungkin lebih menghargai keaslian dan transparansi.

  • Media Sosial: Platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter sering kali menekankan ekspresi diri dan humor yang cepat, yang kadang-kadang bisa dianggap tidak sopan atau kurang etis oleh generasi yang lebih tua.

  • Konteks Budaya: Setiap generasi tumbuh dalam konteks budaya yang berbeda. Apa yang dianggap sebagai "attitude" yang baik di masa lalu mungkin tidak lagi relevan atau diterapkan secara berbeda oleh Gen Z.

Kesimpulan

Gen Z adalah generasi yang cerdas dan memiliki wawasan yang luas, berkat akses mereka ke teknologi dan informasi. Namun, pandangan bahwa mereka minim attitude mungkin lebih mencerminkan perbedaan nilai dan gaya hidup antar generasi daripada kekurangan sebenarnya dalam etika atau sopan santun. Penting untuk memahami konteks dan latar belakang di balik perilaku mereka sebelum membuat penilaian. Setiap generasi memiliki tantangan dan kekuatannya sendiri, dan dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat lebih menghargai kontribusi unik dari masing-masing generasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun