Mohon tunggu...
Fatma AzahraHapsari
Fatma AzahraHapsari Mohon Tunggu... Administrasi - Junior Specialist, SAP PP (Production Planning)

Lulusan S1 Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sikap Atasan Toxic: Bentuk Kemungkinan Pembalasan dari Pengalaman Pribadi yang Dialami Atasan di Masa Lalu

5 Desember 2023   08:36 Diperbarui: 5 Desember 2023   08:50 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman buruk dengan atasan dapat memberikan dampak yang signifikan pada lingkungan kerja dan kesejahteraan karyawan. Terkadang, perilaku buruk atasan dapat menjadi hasil dari pengalaman pribadi yang tidak selesai atau trauma masa lalu yang mungkin telah dialaminya. Artikel ini akan membahas sikap atasan toxic dan bagaimana kemungkinan pembalasan dari pengalaman pribadi masa lalu dapat mempengaruhi perilaku kepemimpinan di lingkungan kerja.

Pengenalan Atasan Toxic
Atasan toxic adalah mereka yang memiliki sikap dan perilaku merugikan, menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan tidak produktif. Sikap ini dapat mencakup intimidasi, manipulasi, pengawasan berlebihan, dan penyalahgunaan kekuasaan. Untuk memahami asal-usul perilaku ini, penting untuk melihat ke belakang dan menyelidiki kemungkinan pengalaman pribadi atasan tersebut.

Pembalasan dari Pengalaman Pribadi
Sejumlah faktor dapat menyebabkan atasan mengembangkan sikap toxic, salah satunya adalah pengalaman pribadi yang buruk di masa lalu. Ini bisa mencakup pengalaman di lingkungan kerja sebelumnya, konflik personal, atau bahkan masalah keluarga. Sebagai contoh, atasan yang pernah mengalami pemecatan secara tidak adil mungkin mengembangkan sikap curiga terhadap bawahan dan merespon dengan kontrol yang berlebihan.

Dampak pada Lingkungan Kerja

Sikap pembalasan dari pengalaman pribadi atasan dapat merusak budaya kerja dan motivasi karyawan. Karyawan mungkin merasa tidak dihargai, cemas, atau tidak aman di lingkungan tersebut. Ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas, peningkatan tingkat turnover, dan bahkan masalah kesehatan mental di antara anggota tim.

Strategi Penanganan
Penting bagi organisasi untuk mengidentifikasi dan menangani atasan toxic dengan tepat. Hal ini dapat melibatkan pelatihan kepemimpinan, pendampingan, atau tindakan disipliner sesuai kebijakan perusahaan. Penting juga untuk memberikan dukungan kepada karyawan yang terpengaruh dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

Upaya Perubahan Perilaku
Atasan yang menyadari dampak negatif perilaku mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengubah pola pikir dan perilaku mereka. Konseling atau pelatihan kepemimpinan dapat membantu atasan memahami akar masalah dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang lebih positif.

Kesimpulan
Sikap atasan toxic seringkali memiliki akar pada pengalaman pribadi masa lalu. Memahami dan mengatasi sumber-sumber konflik ini dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif. Organisasi perlu melakukan upaya untuk mendeteksi dan menangani atasan toxic, serta memberikan dukungan kepada karyawan yang terkena dampak. Dengan demikian, dapat tercipta lingkungan kerja yang positif dan berkelanjutan bagi semua anggota tim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun