Mohon tunggu...
Fatma Ayu
Fatma Ayu Mohon Tunggu... -

I love my life, it's not simple but beautiful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rumah Belajar

1 Maret 2014   13:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

The Most Lovingly Beneficent, the Most Kind and Giving, the Most Gracious, the Infinitely, Allah SWT, Your Love is endless.

Terimah kasih karena telah meluangkan waktu sejenak membaca pesan singkat bagian dari curhatan dan harapan saya.


Saat ini, saya tinggal di desa dimana saya dilahirkan. Setelah selesai melaksanakan pendidikan sarjana saya memutuskan kembali kedesa, dan beberapa hal yang saya sadari di desa ini, antara lain:

1.Para orang tua semuanya bekerja, sehingga putra-putri belajar dan bermain dengan ‘bebas’. Waktu bersama dan pengarahan orang tua sangat minim, selain waktu hal ini juga dipengaruhi kurangnya pemahaman orang tua dalam mendampingi putra-putrinya.

2.Anak tetangga saya (Anak SMA) ada yang ingin bunuh diri karena terkena narkotika, hal ini yang membuat saya sangat sulit tidur, sangat diluar bayangan saya. Saya tidak menyangka desa tempat lahir saya yang saya nilai tempat paling aman dalam hidup saya sekarang sudah berubah.

3.Aku sudah kelas dua SD, namun aku belum bisa membaca.  Ini lah yang di alami tetangga saya.

4.Seorang anak mudah sekali memarahi orang tua.

5.Seorang pemuda ingin membunuh orang tuanya di bawah pengaruh minuman keras.

6.Dan beberapa peristiwa lainnya.

Ini yang terjadi di RT saya, belum lagi seluruhnya di desa, dan desa-desa lain yang juga perlu perhatian lebih.

Sejalan dengan aktivitas saya dirumah, saya membuat acara belajar bersama, aktivitas ini berlangsung setelah maghrib sampai tugas/proses belajar adik-adik selesai. Berkaitan dengan beberapa hal di atas, dalam benak saya “Bagaimana agar putra-putri bangsa ini bisa berkembang dengan baik?” dan terlintas dalam pikiran saya yaitu ‘Rumah Belajar sebagai sahabat orang tua dampingi tumbuh kembang buah hati. Namun sayangnya, saya sendiri masih ada tantangan, yaitu kemapuan saya dalam mendidik anak-anak, dan berbagai hal yang bisa  mengembangkan ‘Rumah Belajar ini. Saya berharap bisa sharing dengan anda

Gambaran singkat.

Rumah Belajar, rumah belajar adalah tempat di desa yang nantinya diharapkan mampu menemani putra-putri menghabiskan waktu diluar jam sekolah dan merupakan rumah kedua bagi putra-putri. Rumah belajar dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan, lab mini, dan fasilitas-fasilitas yang bisa meningkatkan semua hal yang berkaitan dengan kebutuhan anak.


Rumah belajar nantinya tidak hanya di desa saya, namun juga di desa-desa lain yang juga perlu perhatian.

Bapak/Ibu, sahabat-sahabatku, dengan hormat saya mohon kritik, saran,  bimbingannya.

Love our generation.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun