Mohon tunggu...
MOCH. FATKOER ROHMAN
MOCH. FATKOER ROHMAN Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMAN 1 KAYANGAN

Ketua Umum PP Matematika Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengkritik Feodalisme Dalam Pelaksanaan MOS (Masa Orientasi Sekolah)

23 Juli 2015   13:31 Diperbarui: 23 Juli 2015   13:31 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar: http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1342071301/masa-orientasi-siswa

Setiap tahun pelajaran baru agenda rutin tahun yang dijalankan oleh sekolah adalah MOS (Masa Orientasi Siswa) atau juga sering disebut MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), terutama untuk jenjang SMP/MTs atau SMA/MA/SMK/MAK. Untuk melaksanakan MOS biasanya sekolah dibantu oleh pengurus OSIS. Sebelum pelaksanaan MOS biasanya juga diadakan pra MOS terlebih dahulu. Di sinilah peran OSIS sangat besar. Di samping OSIS juga berperan mengatur kelancaran MOS, misalnya mendampingi siswa baru atau menjemput guru yang akan mengisi materi.

Ada beberapa hal yang akan saya kupas mengenai pelaksanaan MOS yang perlu direnungkan atau bila mungkin dihilangkan.

1) Siswa Baru Dibuat Culun

Oleh OSIS biasanya siswa baru diminta membuat dan memakai topi yang terbuat dari koran, memakai tas dari plastik, memkai baju dari daun-daun, mengemut dot bayi atau bahkan diminta memakai sepatu kiri dan kanan  beda. Pokoknya siswa baru dibuat seculun mungkin.

Perlakuan semacam ini tidaklah bermanfaat. Membuat repot siswa baru bahkan orang tua. Sesuatu yang telah dibuat atau dibeli tidak terpakai setelah MOS. Bukankah ini namanya mubazir. Cukuplah siswa baru memakai seragam olahraga tanpa dibebani memakai dan membuat hal yang neko-neko.

2) Siswa Baru Dibentak-bentak

Kakak-kakak OSIS tidak jarang melakukan pembinaan terhadap siswa baru dengan cara membentak-bentak, sok bergaya militer dan sok berkuasa.

Ketahuilah pendidikan itu tidak perlu pakai bentakan. Materi akan lebih mudah masuk bila tanpa bentakan dan tekanan.

3) Dicari-cari Kesalahan Untuk Mendapatkan Hukuman

Tidak jarang siswa baru mendapatkan hukuman kerena kesalahan kecil yang tidak berarti. Kadang-kadang kesalahan itu sengaja dicari-cari agar siswa baru dapat hukuman, dengan dalih membentuk mental (mungkin). Kakak-kakak senior seakan-akan merasa puas bila berhasil menghukum siswa baru.

Pendidikan itu tidak memperbanyak hukuman, namun lebih banyak memberikan reward (penghargaan).

Namanya saja Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Pengenalan itu seharusnya dilakukan dengan ramah dan simpatik. Bila kita ingin berkenalan dengan orang baru tentu kita akan berbuat seramah dan sesimpatik mungkin, agar perkenalan kita membawa kesan yang baik.

Memperlakukan siswa baru dengan membuat mereka culun, membentak-bentak dan mencari-cari kesalahan adalah gaya feodal yang tidak perlu dilakukan lagi. Buatlah pelaksaan MOS yang lebih simpatik, ramah dan smart.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun